
Siaga Perang Baru Arab Pecah! 7 Negara Minta Warga Pergi-5 Warning

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemungkinan perang baru pecah di Arab antara Israel dan Lebanon makin nyata. Sejumlah negara yang khawatir kini meminta warganya meninggalkan Lebanon, negeri di mana Hizbullah bermarkas.
Mengutip Anadolu Agency, setidaknya ada tujuh negara yang meminta warganya segera pergi dan tidak melakukan perjalanan ke Lebanon. Sementara lima negara lainnya memberi peringatan ke warga agar menghindari bepergian negeri itu.
7 Negara Minta Warga Pergi
Sebanyak tujuh negara meminta warganya pergi meninggalkan Lebanon. Terbaru ini dilakukan Arab Saudi, akhir pekan kemarin.
"Kepada warga Arab Saudi untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon," bunyi pernyataan Kedutaan Besar Arab Saudi di Beirut, dikutip Selasa (2/7/2024).
Permintaan sama juga dilakukan Australia. Menteri Luar Negeri Penny Wong mendesak warga untuk segera meninggalkan Lebanon selagi penerbangan komersial masih tersedia karena situasi keamanan yang sangat tidak stabil.
Kementerian Luar Negeri Belanda melalui media sosial X, juga pun melakukan hal sama seraya mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke Lebanon. Kemlu Jerman pun mengeluarkan peringatan perjalanan dengan menekankan bahwa situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sangat tegang.
"Keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri adalah prioritas utama Kanada," kata Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly dalam pernyataannya meminta hal sama agar warga meninggalkan Beirut.
Di sisi lain, Makedonia Utara juga telah menginstruksikan warga untuk pergi. Alasannya situasi keamanan di sana kini sedang memburuk.
Sebelumnya Kuwait telah melakukan hal serupa sejak 22 Juni. Mereka yang berada di negara tersebut diminta harus meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin.
"Mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut," ujarnya.
5 Negara Beri Peringatan
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Beirut juga memberi peringatan. Di mana negara itu telah menyarankan warga Amerika di Lebanon untuk menghindari perjalanan ke daerah di sepanjang perbatasan dengan Israel dan Suriah.
Hal sama juga dilakukan Inggris. Kantor persemakmuran memberi "garis merah" ke Lebanon.
"FCDO menyarankan agar semua perjalanan ke Lebanon tidak dilakukan karena risiko yang terkait dengan konflik antara Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina," kata Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan dalam sebuah pernyataan.
Duta Besar Rusia untuk Lebanon Alexander Rudakov juga mendesak warga untuk menunggu sampai situasi di Lebanon tenang sebelum bepergian. Meski begitu ia menegaskan tak ada alasan warga untuk panik karena misi diplomatik terus beroperasi secara normal dan mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk kepentingan warga.
Kementerian Luar Negeri Irlandia juga menyarankan agar semua perjalanan ke wilayah tertentu di Lebanon tidak dilakukan. Negeri itu mendesak warga Irlandia yang saat ini berada di negara tersebut untuk sangat berhati-hati.
Hal sama juga telah dilakukan Yordania mengingat perkembangan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Perlu diketahui ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di mana tembakan rudal lintas batas terus dilakukan kedua belah pihak. Ini terjadi setelah Israel melancarkan serangan mematikannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.800 orang sejak Oktober menyusul serangan oleh kelompok Palestina Hamas.
Pertempuran dikhawatirkan merembet ke wilayah Arab, melibatkan Iran dan sejumlah proksinya di Irak, Suriah, hingga Yaman. Hizbullah sendiri merupakan salah satu organisasi non negara dengan kekuatan militer terbesar dunia.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siaga Perang Baru Pecah di Arab, 7 Negara Warning-Iran Buka Suara
