Internasional

Turbulensi Hebat Ganggu Penerbangan Lagi, Air Europa Mendarat Darurat

sef, CNBC Indonesia
Selasa, 02/07/2024 06:40 WIB
Foto: Ilustrasi pesawat Air Europe dengan Boeing Dreamline yang terkena turbulensi hebat dalam perjalanan Madrid-Montevideo ( Ist/www.boeing.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Turbulensi hebat kembali mengganggu penerbangan dunia. Puluhan penumpang bahkan terluka ketika Air Europa tergoncang hebat dalam perjalanan dari Madrid, Spanyol, ke Montevideo, Uruguai.

Pesawat Boeing 787-9 Dreamliner yang membawa 525 orang itu pun terpaksa mendarat darurat di Brasil. Sebanyak 40 penumpang dibawa ke rumah sakit akibat lecet dan trauma ringan.


"Pesawat tersebut, Boeing 787-9 Dreamliner dengan 325 orang di dalamnya, dialihkan pada dini hari ke bandara Natal di timur laut Brasil, di mana lebih dari selusin ambulans menunggu," muat AFP, dikutip Selasa (2/7/2024).

"Sebelas orang masih dirawat di rumah sakit Monsenhor Walfredo Gurgel pada Senin sore. Di antara korban luka adalah warga negara Spanyol, Argentina, Uruguay, Israel, Bolivia, dan Jerman," tambahnya.

Dalam updatenya, Air Europe sendiri mengatakan sebuah pesawat dikirim dari Madrid untuk menjemput para penumpang. Sementara Boeing yang tertimpa musibah diperiksa kerusakannya di Natal.

"Mereka pertama-tama akan dibawa ke Recife di tempat lain di Brasil, dan kemudian mereka akan melanjutkan perjalanan ke ibu kota Uruguay," kata perusahaan itu.

"Beberapa orang terluka dalam turbulensi yang sangat kuat", kata pengguna X Mariela Jodal, yang mengatakan dia termasuk di antara penumpang.

"Saya selamat berkat sabuk pengaman," tambahnya.

Gambar yang diunggahnya menunjukkan panel langit-langit rusak, dengan pipa dan kabel terlihat. Satu foto lain menunjukkan kendaraan darurat dengan lampu berkedip menunggu di landasan di Natal.

Sebelumnya Mei lalu, seorang pria Inggris berusia 73 tahun meninggal dan beberapa penumpang serta awak lainnya menderita cedera tengkorak, otak, dan tulang belakang ketika sebuah Boeing 777 yang dioperasikan Singapore Airlines mengalami turbulensi parah. Kala itu pesawat menempuh rute penerbangan dari London ke Singapura dan terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bangkok, Thailand.

Pakar keselamatan udara mengatakan penumpang sering kali terlalu santai dalam mengenakan sabuk pengaman, sehingga berisiko jika pesawat mengalami turbulensi yang tidak terduga. Para ilmuwan juga mengatakan bahwa apa yang disebut turbulensi udara jernih, yang tidak terlihat oleh radar, semakin parah akibat perubahan iklim.

Sebuah studi pada tahun 2023 menemukan durasi tahunan turbulensi udara cerah meningkat sebesar 17% dari tahun 1979 hingga 2020. Kasus yang paling parah meningkat lebih dari 50%.

Perlu diketahui, insiden Senin itu juga menjadi drama terbaru yang melibatkan pesawat Boeing. Saat ini di Amerika Serikat (AS), pabrikan tersebut menghadapi pengawasan ketat menyusul peristiwa yang hampir membawa bencana pada bulan Januari, ketika panel badan pesawat meledak dari pesawat 737 MAX yang dioperasikan Alaska Airlines.

Hal ini menambah kekhawatiran atas standar keselamatan dan manufaktur perusahaan yang meningkat setelah dua kecelakaan MAX yang fatal pada tahun 2018 dan 2019. Maret lalu, Dave Calhoun mengundurkan diri dari CEO Boeing.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos Pelita Air & Nasib Bisnis Penerbangan Hadapi Ketidakpastian