Kabar Baik dari Asia, Muncul Tanda Baru Kebangkitan Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas pabrik di Asia cenderung meningkat pada Juni 2024. Kenaikan ini dipicu permintaan global yang kuat dan prospek yang cerah untuk produksi semikonduktor, menurut survei yang dirilis pada Senin (1/7/2024).
Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur global Caixin/S&P China naik menjadi 51,8 pada Juni dari 51,7 pada Mei. Angka ini berada di atas garis 50,0 yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi. Ini juga menandai kenaikan tercepat dalam lebih dari tiga tahun dan melampaui perkiraan pasar sebesar 51,2.
Hasil survei ini mengikuti data PMI resmi yang dirilis Minggu, yang menunjukkan aktivitas manufaktur China turun untuk bulan kedua pada Juni dan aktivitas jasa merosot ke level terendah dalam lima bulan.
Survei menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan China meningkatkan produksi meskipun permintaan domestik lemah, yang gagal disiasati otoritas meski mengesahkan paket penyelamatan.
Sebagai tanda bahwa kawasan Asia diuntungkan oleh permintaan global yang kuat, pertumbuhan aktivitas pabrik Korea Selatan juga meningkat pada Juni. Kenaikan ini menjadi yang tercepat dalam 26 bulan terakhir karena melonjaknya pesanan baru.
Survei juga menunjukkan aktivitas pabrik juga meningkat pada bulan Juni dengan kecepatan yang lebih cepat daripada bulan Mei di Vietnam dan Taiwan.
"Data bulan yang kuat lainnya memberikan bukti lebih lanjut bahwa aktivitas industri dan perdagangan global meningkat," kata Joe Hayes, ekonom utama di S&P Global Market Intelligence, tentang aktivitas pabrik Korea Selatan, seperti dikutip Reuters.
"Dipandang sebagai penentu ekspor karena integrasinya dalam rantai pasokan untuk barang-barang antara utama seperti baterai dan semikonduktor, output dan pesanan manufaktur Korea Selatan sering kali memberikan sinyal utama untuk tren secara lebih luas."
Sementara di Jepang tekanan biaya membebani produsen di negara tersebut, di mana yen yang lemah meningkatkan harga yang dibayarkan perusahaan untuk impor bahan bakar dan bahan baku.
Aktivitas pabrik Jepang meningkat pada Juni, tetapi pada kecepatan yang lebih lambat daripada Mei, karena perusahaan-perusahaan berjuang dengan meningkatnya biaya karena yen melemah. PMI manufaktur akhir dari Bank Au Jibun Jepang berada di angka 50,0 setelah perbaikan singkat menjadi 50,4 pada Mei.
Menurut survei PMI, sebuah indeks yang mengukur ekspektasi output masa depan perusahaan-perusahaan Jepang naik ke level tertinggi dalam enam bulan berkat prospek jangka menengah yang lebih baik untuk sektor mobil dan chip.
Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya memperkirakan ekonomi Asia akan mengalami soft landing karena inflasi yang moderat memberi ruang bagi bank-bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter guna mendukung pertumbuhan. IMF memperkirakan pertumbuhan di kawasan tersebut akan melambat dari 5% pada tahun 2023 menjadi 4,5% tahun ini dan 4,3% pada tahun 2025.
(luc/luc)