China-Singapura Rombongan Mau Bangun Pabrik Tekstil di RI, Ini Efeknya

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
01 July 2024 14:05
Ilustrasi Buruh Pabrik Tekstil
Foto: Getty Images/Owen Franken

Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto mengatakan, setidaknya ada lebih dari 41 ribu tenaga kerja Indonesia yang bisa terserap pabrik yang akan dibangun 12 investor asal China dan Singapura di Indonesia. Investor lokal juga termasuk di dalam 12 investor tersebut. 

"Dari investasi 12 perusahaan produk tekstil, jumlah tenaga kerja yang akan diserap mencapai di atas 41 ribu orang ketika nanti mereka semua sudah beroperasi. Bahkan ada tiga perusahaan itu masing-masing mungkin bisa sekitar 10 ribuan (pekerja terserap), dan ada juga satu perusahaan sekitar 6 ribuan (pekerja terserap)," kata Seto dalam Manufacture Check CNBC Indonesia, dikutip Senin (1/7/2024).

"Saya kira ini cukup strategis ya, karena kita lihat kan yang paling penting sekarang, bagaimana kita bisa menyediakan tenaga kerja atau lapangan pekerjaan buat para tenaga kerja yang ada di Indonesia," sambungnya.

Seto menjelaskan, investasi di sektor industri TPT berbeda dengan investasi di sektor hilirisasi mineral. Jika di sektor hilirisasi mineral biasanya dalam satu proyek itu nilai investasinya bisa miliaran dolar AS, sedangkan investasi di sektor industri TPT nilai investasinya tidak terlalu besar yang hanya berkisar puluhan juta dolar. 

"Karakteristik investasi di sektor TPT ini kan lebih unik, di mana nilai investasinya sebenarnya tidak terlalu besar ya, mungkin dalam kisaran puluhan juta dolar, tetapi penyerapan tenaga kerjanya itu bisa ribuan, bahkan puluhan ribu orang. Jadi saya kira ini kita harus melihat nilai strategi investasi bukan hanya dari nilainya, tapi juga dari sisi kebermanfaatannya, baik itu dari tenaga kerja ataupun juga dampaknya terhadap masyarakat," ujar Seto.

Lebih lanjut, Seto menegaska, industri TPT yang baru akan dibangun ini tidak akan mengganggu pasar domestik, sebab orientasi dari perusahaan-perusahaan tersebut adalah untuk ekspor.

"Saya kira tidak akan terlalu mengganggu pasar dalam negeri, karena mereka ini menjadi bagian dari global supply chain merek-merek ternama, seperti Adidas, Puma, Uniqlo, HNM, Zara, hingga Armani. Jadi saya kira ini juga menunjukkan bahwa kompetitif atau industri tekstil kita secara umum masih cukup baik gitu ya," tutupnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China-Singapura Mau Bangun Pabrik Tekstil di RI, Ini Calon Lokasinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular