Penerimaan Migas RI Makin Seret Kebalap Batu Bara Cs, Ini Buktinya

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
28 June 2024 13:40
Pumpjacks are seen at an oil field in Huaian, Jiangsu province, China November 11, 2017. Picture taken November 11, 2017. REUTERS/Stringer  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) turun pada Mei 2024. Dia mengatakan, penurunan PNBP ini sebenarnya juga dapat dilihat pada penerimaan pajak Indonesia yang menurun pada bulan Mei.

"Jadi kita lihat dari penerimaan negara bukan pajak juga mirroring seperti yang kita lihat dalam penerimaan pajak," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers edisi Mei 2024, Kamis, (27/6/2024).

Sri Mulyani mengatakan, penurunan PNBP ini disebabkan oleh penerimaan dari sektor sumber daya alam migas dan nonmigas yang mengalami pelemahan. Dia bilang penurunan ini patut diwaspadai.

"Ini harus kita waspadai," katanya.

Dia mengatakan, PNBP dari SDA Migas mencapai Rp 46 triliun atau 41,8% dari target. Angka tersebut mengalami kontraksi sebesar 9,9%.

"Kontributor penurunan ini adalah lifting minyak dan gas yang mengalami penurunan," katanya.

Pernyataan Sri Mulyani tersebut sangat berdasar. Bahkan, buktinya telah terpapar nyata sejak 2022 silam.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PNBP sektor migas semakin menurun dan bahkan dibalap penerimaan dari sektor mineral dan batu bara sejak 2022.

Pada 2021, PNBP migas tercatat Rp 96,6 triliun, lebih tinggi dari PNBP minerba yang tercatat Rp 75,5 triliun.

Namun, pada 2022, meski PNBP migas meningkat dibandingkan 2021, namun terpantau sudah tersaingi penerimaan dari sektor minerba. Penerimaan negara bukan pajak dari sektor migas pada 2022 tercatat Rp 148,7 triliun, lebih rendah dari sektor minerba Rp 183,5 triliun.

Begitu juga pada 2023. Bahkan, penerimaan negara sektor migas kembali menurun dibandingkan 2022. PNBP sektor migas pada 2022 tercatat turun menjadi Rp 117 triliun, lebih rendah dari PNBP dari sektor minerba Rp 173 triliun.

Dan pada 2024 ini, PNBP migas ditargetkan Kembali menurun menjadi Rp 110,2 triliun, lebih rendah dari PNBP minerba Rp 113,5 triliun.


Pemicu Turunnya PNBP Migas

Turunnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor migas ini tak terlepas dari menurunnya produksi terangkut (lifting) minyak dan gas bumi dari tahun ke tahun.

Pada 2021, lifting minyak RI tercatat mencapai 660 ribu barel per hari (bph). Namun, pada 2022 terpantau menurun menjadi 612 ribu bph, dan kembali anjlok pada 2023 menjadi 605,5 ribu bph.

Pada 2024 ini lifting minyak memang ditargetkan mencapai 635 ribu bph. Namun, hingga Mei 2024 lifting minyak tercatat "hanya" 561,9 ribu bph. Adapun Kementerian ESDM memperkirakan lifting minyak sampai akhir tahun 2024 ini "hanya" sekitar 595 ribu bph, lebih rendah dari target dalam APBN 2024 tersebut.

Begitu juga dari lifting (penyaluran) gas. Pada 2021 tercatat 995 ribu barel setara minyak per hari (boepd), lalu turun menjadi 953 ribu boepd pada 2022.

Pada 2023 naik tipis menjadi 960 ribu boepd. Sementara pada 2024 ini, lifting gas ditargetkan mencapai 1,033 juta boepd. Tapi, sampai Mei 2024 hanya sebesar 939,8 ribu boepd. Oleh karena itu, perkiraan lifting gas sampai akhir tahun ini diperkirakan hanya sebesar 993,8 ribu boepd.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Sempat Melejit, Apa Iya RI Kipas-Kipas Duit? Cek Datanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular