Bank Dunia Ungkap Makan Gratis Tak Berdampak Turunkan Stunting

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
28 June 2024 12:35
Bank Dunia
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia atau World Bank menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak memiliki dampak pada pengentasan masalah stunting. Hal ini dipaparkan Bank Dunia dalam seksi khusus pembahasan 'school meals' di IEP Juni 2024.

Bank Dunia mengungkapkan bukti mengenai hasil pembelajaran kurang kuat dibandingkan dengan intervensi pedagogi tradisional dengan varians yang lebih tinggi, dan lebih kuat untuk kelompok yang lebih rentan seperti siswa miskin dan anak perempuan misalnya.

"Sehubungan dengan gizi, makanan di sekolah tidak dirancang untuk berdampak pada stunting, karena makanan tersebut tidak ditargetkan untuk 1.000 hari pertama kehidupan. Namun, makanan di sekolah mungkin berdampak pada keragaman pola makan dan anemia pada anak-anak yang bersekolah, meskipun hal ini bergantung pada komoditas spesifik yang ditawarkan," tulis Bank Dunia, Jumat (28/6/2024).

Secara umum, menurut Bank Dunia, pemberian makanan di sekolah bisa efektif jika ada kekhawatiran terhadap ketahanan pangan. Untuk mencapai hasil gizi yang lebih baik, lebih dari 80% program makanan sekolah nasional menggabungkan makanan dengan penyediaan intervensi kesehatan dan gizi sekolah, seperti suplementasi mikronutrien, obat cacing, kurikulum pendidikan kesehatan/gizi, intervensi kebijakan kesehatan sekolah untuk meningkatkan hasil kesehatan dan membantu memastikan saling melengkapi dengan intervensi stunting yang ditujukan pada 1000 hari pertama.

Lebih lanjut, Bank Dunia melihat makanan di sekolah juga secara tidak langsung memberikan manfaat bagi kesejahteraan ekonomi rumah tangga penerima manfaat, dampak yang paling besar terjadi di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dimana pengeluaran untuk makanan mewakili bagian yang lebih besar dari pendapatan rumah tangga.

Dari bukti negara-negara yang sudah menjalankan program ini, Bank Dunia menegaskan makanan di sekolah akan paling efektif jika disandingkan dengan intervensi pendidikan, kesehatan, dan gizi lainnya, serta jaring pengaman dasar.

"Oleh karena itu, penerapan atau perluasan program ini tidak boleh mengorbankan belanja yang lebih rendah atau perhatian pada intervensi modal manusia penting lainnya. Secara keseluruhan, penting untuk mendefinisikan dan menetapkan tujuan yang jelas untuk program-program tersebut," tulis Bank Dunia.

"Hal ini akan memastikan pelaksanaan yang efektif dan intervensi yang didukung merupakan cara yang paling hemat biaya untuk mencapai hasil yang diinginkan," ujar Bank Dunia.

Lembaga internasional ini mengatakan biaya program makan di sekolah di beberapa negara sangat bervariasi. Faktor utama yang mempengaruhi biaya adalah pilihan modalitas intervensi a.l. makanan, snack atau ransum yang dibawa pulang), kualitas makanan (komposisi dan ukuran), jenis pengadaan (lokal atau terpusat), jumlah penerima manfaat, dan lokasi geografis. konteks, logistik dan kondisi iklim.

Sebelumnya, pemerintah bersama Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo - Gibran mengumumkan anggaran makan siang gratis pada 2025 mendatang mencapai Rp 71 triliun. Hal ini diungkapkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers, Senin (24/6/2024) lalu.

"Program makanan bergizi gratis yang sudah dialokasikan dalam anggaran RAPBN 2025 sebesar Rp 71 triliun," kata Airlangga.

Airlangga menegaskan APBN 2025 akan tetap dijaga sesuai batas-batas aman yang diamanatkan UU Keuangan Negara. Termasuk soal batasan rasio utang terhadap PDB.

"Range defisit di APBN 2,29-2,82% PDB untuk mendukung APBN yang sehat dan berkelanjutan," ujar Airlangga.

Staf Khusus Presiden Grace Natalie pun menegaskan kebijakan fiskal Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal dilanjutkan ke pemerintahan Prabowo Subianto.

Menurut Grace, Pemerintahan Prabowo akan terus berhati-hati menjaga defisit anggaran di bawah 3% untuk APBN 2025. Meski program makan bergizi gratis dilakukan.

"Pemerintahan Pak Prabowo akan menjalankan program makan bergizi gratis. Pada saat bersamaan, kebijakan fiskal pemerintahan Pak Jokowi yang berhati-hati tetap dilanjutkan. Hal tersebut memperlihatkan, keberlanjutan dari pemerintahan Jokowi ke pemerintahan Prabowo benar-benar nyata," kata Grace.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Dunia Kritik Program Makan Gratis, Ini Jawab Menko Airlangga!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular