Ahli Ungkap Pelemahan Rupiah Berimbas ke Harga BBM Juli, Naik?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
28 June 2024 12:45
Jelang Idul Adha 2024, PT Pertamina Patra Niaga Siap Tambah Pasokan BBM Solar dan LPG. (Dok. PT Pertamina Patra Niaga)
Foto: Jelang Idul Adha 2024, PT Pertamina Patra Niaga Siap Tambah Pasokan BBM Solar dan LPG. (Dok. PT Pertamina Patra Niaga)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah perlu mewaspadai kondisi pelemahan rupiah dan peningkatan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang terjadi saat ini. Sebab, hal itu akan berdampak langsung terhadap meningkatnya biaya pengadaan energi di dalam negeri.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai peningkatan biaya pengadaan energi di Indonesia dapat disebabkan karena meningkatnya harga bahan baku dan akibat adanya selisih kurs rupiah.

Berdasarkan simulasi keterkaitan antara biaya pengadaan BBM dengan harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah, ditemukan bahwa setiap peningkatan harga minyak mentah sebesar US$ 1 per barel akan meningkatkan biaya pengadaan BBM sekitar Rp 150 per liter. Sementara, setiap pelemahan rupiah sebesar Rp 100 per US$, akan meningkatkan biaya pengadaan BBM sekitar Rp 100 per liter.

"Berdasarkan data, rata-rata realisasi kurs tengah Bank Indonesia selama 1 Januari hingga 26 Juni 2024 adalah Rp 15.892 per US$ atau lebih tinggi Rp 892 per US$ dibandingkan asumsi APBN 2024," kata dalam laporannya, dikutip Jumat (28/6/2024).

Adapun, jika mengacu pada hasil simulasi di atas, pelemahan rupiah tersebut memberikan dampak terhadap meningkatnya biaya pengadaan BBM sekitar Rp 705 untuk setiap liternya.

"Peningkatan biaya pengadaan BBM akan lebih besar lagi jika memperhitungkan realisasi rata-rata ICP pada periode yang sama tercatat lebih tinggi dibandingkan asumsi APBN 2024," katanya.

Komaidi membeberkan, dampak pelemahan nilai tukar terhadap harga energi khususnya BBM terpantau juga dialami oleh hampir semua negara.

Sebagai gambaran, rata-rata harga BBM untuk jenis Bensin RON 95 selama Januari-Juni 2024 dari sejumlah negara seperti Singapura, Filipina, Thailand, Laos, dan Vietnam masing-masing adalah Rp 33.850/liter, Rp 19.302/liter, Rp 16.850/liter, Rp 23.650/liter, dan Rp 15.033/liter.

"Jika mempertimbangkan kondisi realisasi APBN sampai Q1-2024 serta memperhatikan aspek keberlanjutan ketersediaan BBM di dalam negeri, penyesuaian harga BBM kemungkinan akan menjadi opsi yang cukup logis di tengah relatif terbatasnya opsi kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah.

Menurut dia, kebijakan harga yang kurang proporsional dan terbatasnya anggaran subsidi berpotensi menimbulkan risiko ekonomi dan sosial yang besar akibat terganggunya keberlanjutan pasokan BBM di dalam negeri.

"Meskipun kemungkinan akan menjadi opsi kebijakan yang cukup logis, pemerintah perlu mengantisipasi potensi risiko yang dapat ditimbulkan dari kebijakan penyesuaian harga BBM," katanya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap, Lonceng Kenaikan Harga BBM Bulan Juli 2024 Kian Nyaring

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular