
RI Bakal Jadi 'Raja' Katoda Tembaga ke-4 di Dunia, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sebentar lagi bakal menjadi produsen katoda tembaga terbesar keempat dunia. Hal tersebut menyusul dimulainya pengoperasian smelter baru PT Freeport Indonesia (PTFI) pada hari ini Kamis (27/6/2024).
Adapun, Smelter tersebut berada di Kawasan Ekonomi Khusus, Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas mengungkapkan Indonesia akan menjadi produsen katoda tembaga terbesar keempat dunia pada 2025 mendatang.
Setidaknya, melalui 2 perusahaan yakni PTFI dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN), Indonesia digadang-gadang bakal memproduksi katoda tembaga hingga 1,5 juta ton.
"China hasilkan 12 juta ton katoda konsentratnya di laut China tapi smelter di China, Kedua Chili, Ketiga Kongo. Keempat Jepang 1,5 juta ton. Indonesia capai 1,5 juta ton nanti," kata Tony dalam acara CNBC Indonesia MINDialogue" dikutip Kamis (27/06/2024).
Menurut Tony dengan produksi katoda tembaga yang cukup besar, Indonesia berada di dalam posisi yang cukup menguntungkan. Terutama di tengah permintaan komoditas tersebut yang cukup tinggi. "Ini akan menguntungkan bagi Indonesia di tengah permintaan tinggi," tambahnya.
Sesuai dengan jadwal, hari ini Kamis (27/6/2024) PTFI akan meresmikan pengoperasian smelter konsentrat tembaga di Gresik, Jatim itu. Smelter kedua PTFI ini merupakan smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia. Setidaknya smelter ini mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi hingga 1,7 juta ton setelah beroperasi penuh.
PTFI juga melakukan pembangunan Precious Metal Refinery (PMR). Nantinya PMR akan mengolah lumpur anoda menjadi produk emas dan perak batangan 6000 ton per tahun. Smelter ini memiliki teknologi double flash smelting & converting smelter serta hydrometallurgy PMR.
Sementara itu, untuk produk utama smelter ini adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta PGM (Platinum Group Metal). Produk samping antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pabrik Tembaga Raksasa Siap Beroperasi, Pasarnya di RI Kok Belum Ada?
