
Sri Mulyani Warning Restriksi Dagang Meluas ke India, Eropa dan China

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ekskalasi konflik global semakin meningkat. Konflik tidak hanya geopolitik seperti di Ukraina, Timur Tengah, tetapi juga persaingan dagang yang meluas ke negara lain.
Menurutnya, hal ini memunculkan ketegangan di tengah Pemilu di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS). Selain ketegangan politik, Sri Mulyani mengatakan ada ketegangan baru di sektor perdagangan, industri dan investasi global.
"Banyak negara telah lakukan preemptive untuk jaga kepentingan nasional baik untuk industri strategi atau perekonomian nasional. AS lakukan chip act, Eropa buat green deal industry," kata Sri Mulyani, dalam paparan APBN Kita edisi Juni 2024, Kamis (27/6/2024).
Selain AS dan Eropa, India juga melakukan hal serupa, yakni production-linked incentives dan ada pula larangan ekspor critical mineral di RRC, dan Korea Selatan chip act.
Kemudian, Sri Mulyani melihat sisi hubungan antar negara dan kondisi dari hubungan negara global berubah drastis 5 tahun terakhir. Ada peningkatan sanksi dan restrukturisasi alami eskalasi seiring munculnya persainganĀ negara yang sengit.
"Ada 2019 sanksi dan restriksiĀ 982...Sekarang capai 3.000 measures (tindakan) ini yang menimbulkan makin banyak ketegangan," ungkapnya.
Di dalam situasi ini, kata Sri Mulyani, peranan institusi global jadi makin lemah karena setiap negara cenderung melakukan tindakan sepihak atau kalau ada dispute, negara-negara cenderung perundingan bilateral.
![]() APBNKITA EDISI JUNI 2024. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu) |
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kesaksian Sri Mulyani: Eskalasi Perang Dagang Gak Kaleng-Kaleng