Harga BBM Bakal Naik Bulan Juli? Ini Kata Pertamina

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
27 June 2024 10:20
SPBU Pertamina
Foto: Dok: Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Patra Niaga buka suara perihal harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya harga BBM non subsidi yang akan berlaku pada Juli 2024. Sejatinya, harga BBM non subsidi tak mengalami perubahan sejak empat bulan lalu.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan review atas harga BBM tersebut. "Masih kami review (BBM non subsidi). Kita tunggu hasil reviewnya ya," kata Irto kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/6/2024).

Menko Perekonomian Airlangga juga mengatakan bahwa akan ada pembahasan tersendiri mengenai harga BBM tersebut.

"Nanti akan ada pembahasan tersendiri. Tetapi kan jumlahnya sudah jelas (kuota BBM). Untuk subsidi tidak ada perubahan," terang Menko Airlangga, di Istana Negara usai Sidang Kabinet, dikutip Selasa (25/6/2024).

Sementara, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, pihaknya belum berencana melakukan penyesuaian terhadap harga BBM, khususnya BBM non subsidi, seperti Pertamax dan lainnya.

Menurut Arifin, untuk melakukan penyesuaian harga, maka pemerintah harus menggelar rapat terlebih dahulu. Sementara rapat yang membahas mengenai penyesuaian harga BBM non subsidi belum dilakukan.

"Belum ada rapat (antarkementerian/lembaga), belom ada apa-apa. Nggak ada arahan. Tunggu rapat," ungkap Arifin singkat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (24/6/2024).

Sebelumnya, Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI meminta agar pemerintah tak lagi menahan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi seperti Pertamax (RON 92) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina (Persero).

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan, hal ini dikarenakan bisa berdampak pada beban biaya BUMN tersebut, karena harga jual lebih rendah dibandingkan harga keekonomiannya. Terlebih, BBM Pertamax bukan lah produk subsidi.

Seperti diketahui, pemerintah memutuskan bahwa harga BBM, baik subsidi dan non subsidi, yang disalurkan BUMN tidak mengalami kenaikan harga dari awal tahun hingga Juni 2024 ini.

"Untuk harga-harga yang memang non-subsidi seperti Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo, dan sebagainya, biarkanlah mekanisme pasar saja. Tidak usah diatur oleh pemerintah," ungkap Sugeng dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (25/6/2024).

Menurutnya, untuk produk BBM non subsidi lebih baik dilepas sesuai dengan mekanisme pasar, dan kembali pada kebijakan awal di mana harga BBM non subsidi dapat dilakukan penyesuaian setiap bulannya.

"Kan itu juga diatur oleh pemerintah harganya, sehingga tidak ada keleluasaan yang fleksibel kadang-kadang itu tentang harga-harga yang non-subsidi. Biarkan diumumkan di publik saja bahwa harga turun naik sesuai dengan proses-proses produksi untuk menghasilkan 1 liter Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamax Turbo, misalnya," paparnya.

Berbeda dengan BBM Pertalite (RON 90), lanjutnya, BBM tersebut diberikan kompensasi oleh pemerintah lantaran termasuk ke dalam Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Lagipula, lanjut Sugeng, BBM Pertalite saat ini juga memiliki selisih harga yang jauh dari nilai keekonomiannya dibandingkan dengan harga jual saat ini.

"Itu berat sekali hari ini. Karena Pertalite dengan harga jual Rp 10.000 (per liter), itu harga produksinya kurang lebih Rp 12.400. Bahkan akhir-akhir ini akan naik merangkak kurang lebih menjadi Rp 13.500. Jadi Rp 13.500 harga real-nya," bebernya.

Dengan begitu, Sugeng menilai bahwa pemerintah harus realistis terhadap keadaan yang ada untuk menaikkan harga BBM non subsidi di bulan Juli 2024 mendatang.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap Kantong Warga RI di Juli Makin Tipis, Harga BBM Bisa Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular