Duh! Daya Saing 2 Negara Ini Melorot Gara-Gara Nilai Tukar Anjlok

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Rabu, 26/06/2024 08:20 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo dalam Peresmian Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event, (24/6/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia tengah bahagia. Pasalnya, peringkat daya saing yang dinilai oleh International Institute for Management Development (IMD) dalam World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 naik dari 34 menjadi 27.

"Saya senang alhamdullilah daya saing kita di tahun 2024 naik signifikan," kata Presiden Joko Widodo saat sidang kabinet di Istana Kepresidenan, dikutip Rabu (26/6/2024).

Meski girang, Presiden Jokowi juga mewanti-wanti jajaran menterinya peringkat daya saing bisa kembali anjlok akibat pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa pekan terakhir.


Dia mencontohkan negara yang mengalami masalah itu hingga peringkat daya saingnya turun di antaranya Jepang dan Malaysia. Peringkat Malaysia jatuh dari posisi 27 ke 34, sedangkan Jepang dari peringkat 35 menjadi 38.

"Kalau kita lihat Jepang, kenapa turun tiga peringkat? Itu karena pelemahan mata uang dan juga karena penurunan produktivitas. Malaysia turun sampai tujuh peringkat juga karena pelemahan mata uang dan masalah stabilitas politik," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta menterinya saat sidang kabinet itu untuk fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ke depan. Seiring dengan pentingnya menjaga stabilitas politik dan upaya berkelanjutan mendorong produktivitas masyarakat.

"Artinya apa? Stabilitas politik itu penting. Artinya stabilitas mata uang itu penting, artinya peningkatan produktivitas itu penting," tuturnya.

Jokowi mengatakan, stabilitas politik menjadi penting supaya jangan sampai ada turbulensi politik, dan agar transisi dari pemerintahan sekarang ke pemerintahan baru Presiden Terpilih Prabowo Subianto periode 2024-2029 berjalan mulus dan baik.

"Itu yang selalu dilihat oleh dunia internasional. Dan juga hati-hati mengenai isu-isu yang setiap hari ada. Sampaikan isu-isu yang positif, hal-hal yang positif sehingga pasar menjadi yakin, pasar menjadi optimistis terhadap fundamental ekonomi kita yang memang sebetulnya berada pada posisi yang baik," tegas dia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebetulnya pada penutupan perdagangan kemarin sudah menguat tipis, dipicu saat kekhawatiran investor mengenai fiskal Indonesia di era pemerintahan baru mereda.

Berdasarkan data Refinitv nilai tukar rupiah pada Selasa (25/6/2024) tercatat Rp16.370/US$, menguat tipis 0,12% dibandingkan posisi kemarin.

Pergerakan ini menjadi penguatan rupiah selama dua hari beruntun. Sebelumnya rupiah terus melemah hingga menyentuh Rp16.475/US$ karena kekhawatiran beban fiskal semakin besar di era presiden terpilih Prabowo Subianto.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jepang Eksekusi Mati Pembunuh Yang Bergentayangan di Sosmed