
Israel Tambah Wajib Militer Baru, Bersiap Perang Gaza dan Lebanon

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel mulai melakukan manuver untuk menambah personil militernya. Mahkamah Agung Israel pada Selasa (25/6/2024) memutuskan bahwa kelompok Yahudi ultra-Ortodoks harus ikut dimasukan ke dalam wajib militer.
Dalam laporan Reuters, Mahkamah Agung Israel mencatat bahwa keputusan ini diambil mengingat Angkatan Bersenjata Israel kewalahan dalam menghadapi perang multi-front dengan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
"Pada puncak perang yang sulit, beban ketidaksetaraan menjadi semakin akut," demikian isi keputusan pengadilan yang diambil dengan suara bulat.
Di Israel, kebanyakan warga Yahudi Israel terikat oleh hukum untuk bertugas di militer sejak usia 18 tahun, selama tiga tahun untuk pria dan dua tahun untuk wanita. Sebanyak 21% anggota minoritas Arab di Israel dan pemuda ultra-Ortodoks dikecualikan dari aturan ini.
Peraturan untuk mengecualikan kelompok ultra-Ortodoks telah menjadi basis dukungan dua partai ultra-Ortodoks kepada Netanyahu. Partai itu menganggap bahwa hal ini tetap menjaga konstituen mereka tetap berada di seminari keagamaan dan menjauh dari kekuatan militer.
Para pemimpin partai-partai tersebut mengatakan mereka kecewa dengan keputusan tersebut. Namun mereka tidak mengeluarkan ancaman langsung terhadap pemerintah.
"Tidak ada hakim di sana yang memahami nilai studi Taurat dan kontribusinya terhadap rakyat Israel dari generasi ke generasi," kata anggota parlemen ultra-Ortodoks Moshe Gafni, yang memimpin Komite Keuangan parlemen, merujuk pada studi kitab suci Yudaisme.
Meski begitu, Menteri Pendidikan Yoav Kisch, dari Partai Likud Netanyahu, menyuarakan harapan bahwa kesepakatan dapat dicapai melalui kompromi.
"Tidak dalam perang saudara, tidak dalam pertarungan yang akan menghancurkan masyarakat Israel di tengah perang yang sengit. Hal ini mungkin dilakukan bersama-sama," kata Kisch.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Israel Blokir Jalan, Ribuan Warga Gaza Tak Bisa Pulang
