
'Neraka Bocor' Menghantam Bumi, Kota Ini Justru Tenggelam Jadi Danau

Jakarta, CNBC Indonesia - Hujan lebat mengguyur kota Changsha di China Selatan pada Senin, mengubah jalan-jalan menjadi sungai dan menenggelamkan terowongan pejalan kaki serta jalur kereta bawah tanah.
Tim darurat menggunakan perahu karet untuk mengangkut warga dari dan ke rumah mereka serta menyelamatkan pengemudi yang terjebak di jalanan yang banjir, lapor stasiun televisi negara CCTV, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (25/6/2024).
Dari pukul 9 pagi hingga 10 pagi, layanan cuaca negara Weather China mencatat curah hujan sebesar 65,1 milimeter di ibu kota Provinsi Hunan tersebut, mencetak rekor baru curah hujan per jam di bulan Juni untuk kota itu.
Air yang meluap dari terowongan bawah tanah menuju stasiun kereta bawah tanah mengalir dan membanjiri jalan-jalan, seperti yang terlihat dalam video yang diposting secara online. Pada sore harinya, kota tersebut telah menutup dua jalur kereta bawah tanah dan beberapa tempat wisata.
Tidak ada laporan korban jiwa di kota tersebut. Namun, puluhan orang dilaporkan tewas akibat banjir dan tanah longsor dalam beberapa hari terakhir di provinsi-provinsi selatan lainnya termasuk Guangdong.
Curah hujan yang terjadi di bulan Juni ini mengejutkan banyak orang. Biasanya, Tiongkok memasuki musim hujan puncak pada akhir Juli.
Cuaca ekstrem telah membuat badai menjadi lebih intens dan tidak terduga, mengekspos kota-kota besar yang padat penduduk dan memiliki drainase buruk terhadap banjir mendadak dan genangan air. Di daerah pedesaan, tanah longsor menjadi penyebab utama kematian.
Pekan lalu, Presiden Xi Jinping menyerukan upaya habis-habisan untuk melawan banjir di selatan, mendesak setiap upaya yang memungkinkan untuk menyelamatkan mereka yang hilang dan terjebak.
Di sisi lain, fenomena cuaca panas ekstrem masih melanda sebagian wilayah bumi. Di Arab Saudi, misalnya, cuaca panas ekstrem telah menjadi salah satu penyebab meninggalnya sekitar 1.300 jemaah haji.
Begitu pula di India yang telah merenggut lebih dari 100 jiwa. Di Amerika Serikat, lebih dari 100 juta orang mendapatkan peringatan akan cuaca ekstrem yang sangat menyengat.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siaga! Hujan Lebat-Angin Kencang Mengancam, BMKG Ungkap 3 Penyebabnya
