Sri Mulyani Sedih 'Profesi' Ini Tak Dihargai

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
25 June 2024 13:55
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ibu rumah tangga sebagai pengelola seluruh urusan di dalam rumah mendapat perhatian serius dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Penyebabnya, ia menangkap adanya persepsi buruk di Indonesia bahwa ibu rumah tangga tak dianggap sebagai profesi yang baik.

"Karena ini adalah persepsi yang dibuat, norma yang dibuat di dalam kehidupan hingga hari ini. Bahwa kalau perempuan di rumah itu dianggap enggak kerja, padahal itu kerjaan yang paling capek itu di rumah," tutur Sri Mulyani saat memberikan kata sambutan dalam acara Talkshow Edukasi Keuangan Bundaku (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan) Otoritas Jasa Keuangan di Gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Sri Mulyani menilai, ibu rumah tangga sebetulnya merupakan sebuah profesi pekerjaan yang sangat menguras pikiran dan tenaga. Bahkan, ia tak segan mengatakan bahwa mengelola rumah tangga ialah bisnis yang paling kompleks di dunia.

Makanya, dia menekankan pentingnya perubahan persepsi di tengah masyarakat bahwa profesi sebagai Ibu Rumah Tangga atau IRT tak lagi boleh dikesampingkan, apalagi tak dihargai baik secara rupiah maupun perhatian.

Dia juga menekankan, setiap ibu itu sebetulnya juga merupakan menteri keuangan bagi keluarganya, yang memastikan setiap anggota keluarga dapat merasakan manfaat dari perencanaan yang cermat dan keputusan yang bijak demi kesejahteraan keluarga.

"Tapi kini itu tidak dihargai baik secara rupiah maupun secara perhatian. Karena itu dianggap bahwa when you are home, kalau anda di rumah, anda kemudian dianggap tidak bekerja. Padahal mengelola rumah itu adalah bisnis yang paling kompleks," ucap Sri Mulyani.

Untuk merespons masalah itu, dan mendorong pentingnya penghargaan terhadap kaum perempuan, termasuk ibu-ibu, Sri Mulyani sebetulnya sejak 2010 telah membuat skema anggaran responsif gender atau ARG di kementerian atau lembaga (K/L).

Secara tren, jumlah rincian tagging ARG K/L porsinya terus meningkat. Misalnya pada 2018 jumlah K/L tagging ARG hanya sebesar 26,43% dari total seluruh K/L sejumlah 87, lau pada 2023 melonjak menjadi 41,46%.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Sri Mulyani di Tengah Isu Mundur dari Kabinet Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular