
Pabrik Tembaga Raksasa Siap Beroperasi, Pasarnya di RI Kok Belum Ada?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) menargetkan akan mengoperasikan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga pada pekan ini. Hal itu diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas.
"Minggu depan kita akan coba resmikan itu, semua sudah berfungsi baik dari load-nya, conveyor, gudang desalination, oxy plant. Dan beberapa hari ke depan keep up furnish dan siap beroperasi," ungkap Tony Wenas dalam MINDialogue CNBC Indonesia, pekan lalu.
Kelak, jika pabrik konsentrat tembaga ini sudah beroperasi, maka keseluruhan produksinya akan diekspor. Hal itu lantaran pasar katoda tembaga di Indonesia diklaim masih rendah.
"Pasar terbuka harapan kami mumpung kita akan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga. Kalau yang sekarang di PT Smelting 330 ribu ton (produksi), separuhnya masih diekspor katoda tembaganya. Kalau nanti di akhir produksi (smelter PTFI) 100% akan ekspor dari smelter baru," jelas Tony.
Tony menyebutkan tugas yang akan dilakukan selanjutnya adalah menumbuhkan pasar katoda tembaga di Indonesia agar produksi bisa diserap di dalam negeri.
"Nah PR kita bagaimana katoda kita dikonsumsi di dalam negeri supaya industri hilir lagi bisa tumbuh. Pak Luhut bilang Hailiang Copper di seberang kita di komplek JIIPE mereka konsumsi 100 ribu ton katoda tembaga yang rencananya dari kami. PR kita adalah 10 perusahaan lagi seperti hailiang bisa bangun di Indonesia," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pabrik tembaga ini merupakan proyek smelter kedua milik PTFI. Smelter ini dibangun sejak Oktober 2021 dengan kapasitas peleburan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun dan menghasilkan sebanyak 600 ribu katoda tembaga per tahun.
Smelter ini didaulat menjadi smelter single line terbesar di dunia. Untuk diketahui, pembangunan smelter ini merupakan mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI.
Smelter dilengkapi Unit Pemurnian Logam Mulia, Unit Oksigen, Unit Asam Sulfat dan Unit Desalinasi serta Unit Effluent and Waste Water Treatment Plant untuk mendukung pemanfaatan maksimal bahan baku, produk samping maupun limbah agar dapat mencapai high efficiency smelting and refining process.
Saat ini konsentrat hasil produksi PTFI sebesar 60% diekspor dan sisanya 40% dimurnikan di dalam negeri melalui PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, menjadi katoda tembaga. Namun lumpur anodanya yang mengandung emas dan perak masih diekspor. Nantinya jika smelter kedua ini beroperasi, pemurnian lumpur anoda 100% akan dilakukan di dalam negeri.
PTFI telah menanamkan investasi hingga US$ 3,1 miliar atau setara Rp48 triliun per akhir Desember 2023. Ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Freeport Diminta Bangun Smelter Baru di Papua, Kapasitas 800 Ribu Ton
