Ekonomi RI 'Segar' Kata Jokowi, Ini Buktinya!

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
24 June 2024 09:20
Konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024).(CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024).(CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan di tengah ketidakpastian ekonomi global, fundamental ekonomi Indonesia masih kuat.

Bahkan, Indonesia tumbuh di atas ekspektasi pasar dan Bank Dunia baru saja menaikkan proyek pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,9% menjadi 5,1% pada 2024.

"Di tengah perekonomian global inflasi tinggi inflasi Indonesia terjaga dalam rentang terget di bawah 3% dan juga postur APBN 2024 dan debt to GDP masih sangat positif," kata Airlangga, dalam konferensi pers Senin (24/6/2024).

Lebih lanjut, Airlangga menegaskan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 tumbuh 5,11%. Ini lebih tinggi dari kuartal tahun lalu.

"Lembaga rating berikan assessment positif bahwa ketahanan ekonomi terjaga dan pertumbuhan ekonomi dikutip perbaikan ketenagakerjaan di mana jumlah penduduk kerja tambah 3,55 juta orang," ujar Airlangga.

Menurut Airlangga, ini dalam rentang yang sesuai APBN ini tentu akan mendorong Indonesia menjadi tetap terjaga dan pertumbuhannya yang positif

"Kalau istilahnya presiden pertumbuhan yang segar tumbuh positif, inflasi di bawah pertumbuhan ekonomi," tegasnya.

Lebih lanjut, Purchasing Managers' Index mengalami ekspansi di atas 50 selama 33 bulan beruntun. Demikian pula, Indeks Keyakinan Konsumen tetap tinggi di atas level 100 dan indeks penjualan masih tumbuh.

"Eksternal tetap kuat buffer terhadap tekanan global neraca surpluss US$ 2,39 miliar dan surplus ini 49 bulan beruntun dan neraca pembayaran defisit US$ 6 miliar, sebelumnya surplus," paparnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPS Ungkap Penyebab Ekonomi 2023 Lebih Rendah dari 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular