IMF Beri Pesan ke Prabowo-Gibran, Ini Isinya!

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
24 June 2024 09:40
The World Bank headquarters building is decorated ahead of the IMF/World Bank spring meetings in Washington, U.S., April 8, 2019. REUTERS/Yuri Gripas
Foto: Gedung kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) (REUTERS/Yuri Gripas)

Jakarta, CNBC Indonesia - International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional mengingatkan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk berkomitmen menjaga defisit fiskal tetap berada di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Hal ini ditegaskan oleh IMF Mission Chief to Indonesia, Maria Gonzalez dalam laporan 2024 Article IV Mission to Indonesia, dikutip Senin (24/6/2024).

Menurut Maria, defisit fiskal yang sebesar maksimal 3% dari PDB dibutuhkan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.

"Dalam jangka menengah, kredibilitas kebijakan Indonesia yang diperoleh dengan susah payah harus dipertahankan. Aturan fiskal Indonesia - yang membatasi defisit PDB sebesar 3% - masih sesuai untuk mendukung Visi Emasnya, terutama jika didukung dengan penguatan pendapatan fiskal untuk meningkatkan belanja pembangunan berkualitas tinggi yang akan menjaga kehati-hatian fiskal; menjaga risiko fiskal - termasuk dari kewajiban prevensi-terkendali dengan baik juga tetap menjadi kuncinya," papar Maria.

IMF melihat fiskal Indonesia akan mengalami ekspansi pada 2024 dan 2025. Namun, IMF melihat defisit yang sedikit lebih kecil akan mendukung pertumbuhan dan bauran kebijakan yang lebih seimbang sekaligus menjaga ruang kebijakan untuk merespons risiko-risiko negatif.

"Meningkatkan penargetan subsidi energi dan meningkatkan pendapatan, termasuk dari peraturan perundang-undangan dan kebijakan perpajakan lebih lanjut, akan menciptakan ruang bagi belanja yang lebih ramah pertumbuhan dalam jangka waktu dekat," kata Maria.

IMF memahami Indonesia sedang mengejar agenda pertumbuhan yang ambisius dalam Visi Indonesia Emas untuk mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045.

Hal ini didukung oleh belanja pemerintah (termasuk untuk pendidikan, program sosial, dan infrastruktur), reformasi kelembagaan (termasuk untuk meningkatkan pasar tenaga kerja, dunia usaha, dan sektor swasta), lingkungan hidup dan sektor keuangan, dan kebijakan industri, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah ekspor di sektor-sektor tertentu.

Di sisi lain, IMF mengingatkan reformasi struktural horizontal yang komprehensif - di berbagai bidang seperti tata kelola pemerintahan dan antikorupsi, infrastruktur, kompleksitas ekspor, sumber daya manusia, ketahanan tenaga kerja, dan keterbukaan ekonomi - akan sangat penting untuk menjembatani kesenjangan struktural yang penting dan membantu memenuhi ambisi negara untuk mencapai pembangunan yang kuat, berkelanjutan dan berkelanjutan.

"Mendukung daya tarik Indonesia terhadap perdagangan dan FDI akan membantu memitigasi risiko fragmentasi geoekonomi: mengamankan kerangka kerja investasi dan bisnis yang transparan, sederhana, dan dapat diprediksi akan membantu membangun ketahanan terhadap tekanan yang berlebihan dan menarik arus investasi baru," ujar Maria.

IMF juga menilai ketika kebijakan industri/manufaktur diterapkan, perancangan yang cermat sangatlah penting untuk memastikan bahwa kebijakan industri menargetkan kegagalan pasar yang teridentifikasi dengan baik dengan cara yang terikat waktu dan hemat biaya, yang didukung oleh kerangka tata kelola yang kuat.

"Transisi dari penggunaan langkah-langkah non-tarif (NTMs) akan sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan yang kuat dan inklusif sekaligus mendukung integrasi ekonomi global," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IMF Beri Pesan Khusus ke Prabowo Soal Ekonomi RI, Ini Isinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular