Internasional

Terowongan Hizbullah Lebih Ngeri dari Hamas, Jadi Momok bagi Israel

luc, CNBC Indonesia
21 June 2024 08:10
A picture taken on May 22, 2020 shows part of a 200-metre-long tunnel that Hezbollah fighters built over three years to combat Israeli forces, at the Hezbollah memorial landmark in the hilltop bastion of Mleeta, built in 2010 to commemorate Israel's withdrawal from the country, near the Lebanese southern village of Jarjouaa. Twenty years after the withdrawal of Israeli forces from Lebanon, Hezbollah still enjoys wide support among youth regaled with tales of the Shiite group ending 22 years of Israeli occupation.
The group continues to leverage the memory of this
Foto: AFP/JOSEPH EID

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel menyatakan siap berperang habis-habisan dengan Hizbullah. Kelompok militan dari Lebanon itu bisa lebih merepotkan Negeri Yahudi itu dibandingkan dengan Hamas dengan jumlah pasukan dan jaringan terowongan bawah tanah yang lebih kompleks.

Hizbullah diyakini telah membangun jaringan terowongan di bawah Lebanon, yang menurut para analis lebih luas daripada yang digunakan oleh Hamas di Gaza, Palestina.

"Tidak seperti Gaza, yang secara geografis terisolasi dari pendukungnya di Teheran, Iran telah membangun rute pasokan darat dan udara menuju Lebanon melalui Irak dan Suriah yang dapat digunakan untuk mempertahankan pasukan Hizbullah jika terjadi perang habis-habisan," tulis Foreign Policy, dikutip Jumat (21/6/2024).

Meskipun perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza telah menjadi fokus perhatian dunia selama lebih dari delapan bulan, perang serupa terus meningkat di perbatasan utara negara pendudukan tersebut dengan Lebanon.

Hizbullah Lebanon melancarkan serangan roket terbesarnya terhadap Israel pekan lalu sebagai pembalasan atas serangan udara Israel yang menewaskan seorang komandan senior gerakan tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik dapat menjadi tidak terkendali dengan cepat.

"Hizbullah yang didukung Iran telah meluncurkan ribuan roket, rudal anti-tank, dan drone ke Israel, sementara Angkatan Udara Israel membalasnya dengan ribuan serangan udara," kata Foreign Policy. "Sekitar 140.000 orang mengungsi dari rumah mereka di kedua sisi perbatasan."

Meskipun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pada Selasa bahwa baik Israel maupun Hizbullah tidak menginginkan perang yang lebih luas, namun segala sesuatunya mungkin mengarah ke sana.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menyatakan bahwa, "Dalam perang total, Hizbullah akan dihancurkan, dan Lebanon akan terkena dampak paling parah."

Foreign Policy menilai Israel juga akan mengalami pertumpahan darah. Hizbullah adalah musuh yang jauh lebih tangguh dibandingkan Hamas. Kelompok ini telah membangun persenjataan canggih dengan bantuan Iran, Suriah dan Rusia."

Media tersebut mengutip diplomat Michael Oren, yang menjabat sebagai duta besar Israel untuk AS pada masa pemerintahan Obama. "Hamas merupakan ancaman taktis terhadap negara Israel," ujarnya. "Hizbullah adalah ancaman strategis bagi negara Israel."

Diperkirakan Hizbullah memiliki sekitar 130.000 roket dan rudal yang mampu melumpuhkan sistem pertahanan udara canggih Israel dan menghantam kota-kota terbesarnya.

"Saya telah membaca perkiraan mengenai apa yang dapat dilakukan Hizbullah terhadap kita dalam tiga hari, yang sungguh mengerikan," tambah Oren. "Anda berbicara tentang menghancurkan semua infrastruktur penting kami, kilang minyak, pangkalan udara, Dimona."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap Isi Terowongan Hizbullah, Tanam Arsenal di Bawah Gunung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular