Internasional

Netanyahu-Putin-Kim Jong Un Please Setop Perang, Investasi Bumi Boncos

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 June 2024 21:40
Rudal permukaan-ke-udara patriot ditembakkan oleh militer Amerika Serikat selama latihan kebakaran langsung yang dipresentasikan kepada anggota media pada 25 April 2023 di Komando Pelatihan dan Doktrin Pendidikan Angkatan Laut (NETDC) di San Antonio, Zambales, Filipina. Latihan tembak langsung adalah bagian dari latihan tahunan AS-Filipina yang disebut Balikatan, yang berarti
Foto: Rudal permukaan-ke-udara patriot ditembakkan oleh militer Amerika Serikat selama latihan kebakaran langsung yang dipresentasikan kepada anggota media pada 25 April 2023 di Komando Pelatihan dan Doktrin Pendidikan Angkatan Laut (NETDC) di San Antonio, Zambales, Filipina. (Getty Images/Jes Aznar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) di seluruh dunia mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut di 2023. Ketegangan geopolitik menjadi salah satu penyebabnya, termasuk ketegangan perdagangan.

Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB, UNCTAD, mencatat FDI turun 2% menjadi US$ 1,3 triliun (sekitar Rp 21 ribu triliun). Tanpa memperhitungkan sejumlah pengecualian, laporan itu juga menunjukan penurunan yang jauh lebih tajam, yaitu 10% pada FDI, untuk tahun kedua berturut-turut.

"Penurunan investasi langsung khususnya merugikan negara-negara berkembang, karena investasi ini cenderung menjadi sumber pendanaan eksternal terbesar mereka," bunyi laporan itu.

"Tahun lalu, aliran FDI ke negara-negara berkembang turun 7% menjadi US$867 miliar ... mencerminkan penurunan sebesar delapan persen di negara-negara berkembang di Asia," tambahnya.

Khusus Afrika, FDI merosot 3% menjadi US$ 53 miliar. Meski begitu, sejumlah mega proyek lebih dari US$ 5 miliar berhasil menarik investasi besar, seperti proyek hidrogen Mauritania dengan investasi US$34 miliar.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa arus masuk dana ke sebagian besar wilayah Eropa dan Amerika Utara juga mengalami penurunan. Di mana masing-masing turun sebesar 14% dan 5%.

Sementara itu, prospek di 2024 disebut menantang namun bisa lebih baik. UNCTAD mengatakan ada beberapa perkembangan positif.

"Kami pikir tahun 2024 akan lebih baik," kata Ketua UNCTAD Rebeca Grynspan kepada wartawan di Jenewa.

"Ada tanda-tanda akan ada pertumbuhan moderat pada tahun 2024," ujarnya lagi.

Meski demikian tak akan ada pertumbuhan yang terlalu besar. Tapi, tegas lembaga itu, pihaknya lebih optimis.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru Dilantik Jadi Menteri, Rosan Terbang Temui Raksasa Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular