AS-China Adu Kekuatan, Ini Dampaknya Bagi Ekonomi Dunia
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Mansury mengungkapkan bahwa memanasnya kondisi geopolitik di beberapa negara sangat mempengaruhi kondisi ekonomi dunia. Salah satunya persaingan antara dua kekuatan besar seperti Amerika Serikat (AS) dan China.
Seperti diketahui, hubungan AS dan China beberapa kali memanas khususnya terkait perang dagang.
Kondisi tersebut kata Pahala menciptakan sebuah fragmentasi ekonomi yang dapat memicu disrupsi rantai pasok di beberapa negara. Sehingga pada akhirnya akan sangat mengganggu perekonomian di beberapa negara.
"Kondisi ini membuat investasi dan perdagangan terdorong khusus negara-negara yang dianggap teman," jelas Pahala dalam acara CNBC Indonesia MINDialogue" di Jakarta, Kamis (20/06/2024).
Bahkan lanjut Pahala sekitar empat minggu lalu AS telah mengeluarkan kebijakan peningkatan tarif barang-barang industri strategis seperti electric vehicle (EV), solar, baterai dan lain-lain. Hal ini tentunya sangat merugikan bagi negara-negara yang punya potensi tumbuh menjadi negara maju.
Untuk itu menurut Pahala, saat ini pentingnya sebuah diplomasi yang harus dilakukan negara-negara di seluruh Dunia, termasuk Indonesia. Hal ini dilakkukan untuk menjaga perekonomian tetap kuat di tengah memanasnya tensi geopolitik global.
"Kepentingan kita tentunya adanya ketahanan, mengurangi atau meningkatkan resilien kita terhadap kekurangan pangan, energi, dan critical mineral. Critical mineral adalah industri yang strategis karena menyangkut security bangsa," terangnya.
(dpu/dpu)