MINDialogue

Luhut Soal Serangan Dunia ke Nikel RI: Kita Harus Offensif!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
20 June 2024 14:09
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampikan pemaparan saat Keynote Speech dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampikan pemaparan saat Keynote Speech dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa Indonesia harus ofensif. Terutama mengenai mineral kritis yang ada di Indonesia khususnya nikel.

Di mana, saat ini, nikel Indonesia selalu mendapatkan perlakuan kurang mengenakan dari negara-negara lain. Misalnya saja Amerika Serikat (AS) yang menerapkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA).

Di mana, nikel dari Indonesia tidak masuk ke dalam UU tersebut lantaran berhubungan dengan China atau kebanyakan hasil nikel Indonesia berasal dari smelter yang dibangun perusahaan China.

"Kita harus ofensif juga, kita ini bukan negara yang bisa kau atur. Kita punya pendirian harus survive," terang Menko Marves Luhut dalam MINDialogue CNBC Indonesia, di Soehanna Hall, Kamis (20/6/2024).

Menko Luhut secara tegas menyatakan tidak akan takut atas keputusan AS mengenai IRA itu. Pasalnya Indonesia memiliki kontrol mineral kritis yakni nikel sebagai bahan baku pembuatan EV sebanyak 70%.

Apalagi AS dalam pengetahuan Luhut akan mengembangkan EV sebanyak 11 kali lipat dalam beberapa tahun ke depan. "Ini saya sampaikan ke teman-teman AS imposible tanpa indonesia karena Indonesia kontrol 70% nikel ore Dunia," ungkap Luhut dalam MINDialogue CNBC Indonesia, Soehana Hall, Kamis (20/6/2024).

Dalam gambaran Luhut, bahwa ke depan perdagangan global terdapat tiga negara besar, yakni China, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Namun, Indonesia merupakan negara kaya sumber daya mineral kritis.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Wanti-Wanti Gonjang-Ganjing Dunia Pengaruhi Harga Minyak Cs

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular