
Laporan Terbaru PBB Ungkap Fakta Kejahatan Perang Israel-Hamas di Gaza

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penyelidikan PBB menyimpulkan adanya kejahatan perang dalam konflik bersenjata antara Israel dan milisi penguasa Gaza Palestina, Hamas. Laporan investigasi itu menyebut kedua pihak telah melakukan apa yang digolongkan sebagai kejahatan perang.
Mengutip Al Jazeera, ketua Komisi Penyelidikan Internasional Independen mengenai Wilayah Pendudukan Palestina, Navi Pillay, mengatakan Israel telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, kelaparan paksa, pemusnahan, pembunuhan, dan perlakuan tidak manusiawi dan kejam terhadap warga Palestina.
"Militer Israel secara paksa memindahkan hampir seluruh penduduk ke dalam kandang kecil yang tidak aman dan tidak dapat dihuni dan menggunakan senjata berat di daerah padat penduduk dengan cara yang sengaja dan tidak pantas," ujarnya dalam rilis laporan itu, Rabu (19/6/2024).
Pillay mengatakan komisi tersebut menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk tertentu kekerasan seksual dan berbasis gender merupakan bagian dari prosedur operasi pasukan Israel. Ia juga menyebut perempuan Palestina menjadi sasaran dan menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual baik secara online maupun secara langsung.
"Laki-laki dan anak laki-laki mengalami tindakan penganiayaan tertentu, termasuk kekerasan seksual dan berbasis gender yang merupakan penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi dan kejam," tambahnya,
Pillay juga menekankan bahwa selain di Gaza, tindakan serupa juga dilakukan Israel di Tepi Barat. Ia menggemakan kembali pernyataan kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk yang menyebut kondisi Palestina saat ini semakin parah.
"Lebih banyak warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim di sana sejak dimulainya perang saat ini pada bulan Oktober dibandingkan periode lain yang pernah tercatat," ungkap Pillay.
Lebih lanjut, Pillay juga mengungkapkan bahwa Israel telah mencegah tim dari komisinya untuk mengunjungi para korban di dalam wilayah Israel dan wilayah pendudukan Palestina. Menurutnya hal ini seharusnya tidak dilakukan
"Apa yang menurut saya sangat meresahkan adalah mereka tidak hanya menolak akses kami ke Israel dan Gaza, tapi juga seluruh Palestina; kita juga perlu berbicara dengan para korban di sana."
AksiĀ Hamas
Sementara itu, Pillay mengatakan Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya juga melakukan kejahatan perang besar-besaran pada 7 Oktober dalam serangan mereka terhadap Israel Selatan.
"Tindakan ini termasuk serangan yang disengaja terhadap warga sipil, pembunuhan atau pembunuhan yang disengaja, penyiksaan, kekerasan seksual, perlakuan tidak manusiawi atau kejam, dan penyanderaan," paparnya.
Ia kemudian menjelaskan bahwa eksploitasi kekerasan seksual dalam konflik yang dilakukan kedua pihak untuk propaganda politik berisiko mengalihkan perhatian dari simpati terhadap para korban serta memicu permusuhan yang sudah berlangsung lama
"Kami mengidentifikasi pola-pola yang mengindikasikan kekerasan seksual dan menyimpulkan bahwa hal ini tidak terjadi secara terpisah namun dilakukan dengan cara yang sama di lokasi yang sama, terutama terhadap perempuan Israel."
Reaksi Israel-Palestina
Ibrahim Khraishi, duta besar Palestina untuk PBB, berterima kasih kepada komisi tersebut atas laporannya dan mengutuk pelanggaran yang dilakukan oleh Israel selama "perang genosida".
Di sisi lain, Israel memberikan kursinya pada pertemuan dewan tersebut kepada ibu dari salah satu dari puluhan tawanan yang ditahan di Gaza.
"Tuan Presiden, kita harus berada di pihak yang sama - pihak yang memerangi penyanderaan, tidak pernah menerima penggunaan perempuan muda sebagai alat perdagangan. Tolong bantu saya memeluk putri saya lagi," kata Meirav Leshem Gonen, ibu dari seorang tawanan berusia 23 tahun.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Israel Blokir Jalan, Ribuan Warga Gaza Tak Bisa Pulang
