
Hati-Hati, 1 Dekade Impor LPG RI Melejit 111% & Tembus 6,9 Juta Ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketergantungan Indonesia terhadap impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari tahun ke tahun rupanya semakin parah. Hal tersebut tentunya membuat beban keuangan negara semakin berat.
Berdasarkan data dari Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023, yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), impor LPG sepanjang 2023 telah tembus 6,950 juta ton atau sekitar 79,7% dari total kebutuhan LPG nasional sebesar 8,710 juta ton.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,13% apabila dibandingkan realisasi impor LPG 2022 yang tercatat sebesar 6,739 juta ton.
Namun, jika menengok dalam 10 tahun terakhir, impor LPG RI terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Bahkan, impor LPG pada 2023 ini tercatat melejit 111% dibandingkan impor pada 2013 yang tercatat "hanya" sebesar 3,29 juta ton.
Lonjakan impor LPG ini memang tak terlepas dari kenaikan permintaan di dalam negeri. Pada 2013 permintaan LPG tercatat sebesar 5,61 juta ton dan kini sudah meningkat 55% menjadi 8,71 juta ton.
Sementara dari sisi produksi dalam negeri ada penurunan, yakni dari 2,01 juta ton pada 2013 menjadi 1,97 juta ton pada 2023.
Berikut rincian data impor LPG mulai dari periode 2013-2023:
2013: 3,299 juta ton
2014: 3,604 juta ton
2015: 4,237 juta ton
2016: 4,475 juta ton
2017: 5,461 juta ton
2018: 5,566 juta ton
2019: 5,714 juta ton
2020: 6,396 juta ton
2021: 6,336 juta ton
2022: 6,739 juta ton
2023: 6,950 juta ton.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekan Impor LPG, RI Bakal Genjot Gas Habis-habisan