Internasional

Siaga PD 3 'Sejengkal' Lagi, Sahabat Putin Kode Barat Deklarasi Perang

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 June 2024 12:10
United Russia Party chairman and deputy chairman of the Russian Security Council Dmitry Medvedev speaks during an interview at the Gorki residence, outside Moscow, on January 27, 2022. (Photo by Yulia ZYRYANOVA / SPUTNIK / AFP)
Foto: Dmitry Medvedev. (AFP/YULIA ZYRYANOVA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Retorika antara Rusia dan blok Barat kembali meningkat. Kali ini, Mantan Presiden Rusia yang juga Wakil Ketua Dewan Keamanan Dmitry Medvedev, kembali memberikan ancaman kepada blok pimpinan Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa itu.

Pada Kamis (13/6/2024), Medvedev mengatakan bahwa setiap kelemahan AS dan sekutunya harus dieksploitasi untuk melemahkan dan menghambat kehidupan warga negara mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan mengirim senjata milik Moskow ke sejumlah negara yang secara geografis dekat dengan Barat.

"Apakah mereka takut kita akan menyerahkan senjata kita kepada musuh-musuh dunia Barat? Kita harus mengirimkan segala jenis senjata, kecuali nuklir (untuk saat ini)!," tulis Medvedev dalam akun media sosialnya dikutip Russia Today (RT).

"Apakah mereka takut dengan gelombang anarki dan kejahatan di kota-kota besar? Kita harus membantu mengganggu otoritas kota mereka!," ujarnya.

Medvedev kemudian melanjutkan bahwa Rusia dapat memicu perang di luar angkasa dan perang psikologi yang dapat membuat warga Barat 'gemetar di bawah selimut di rumah mereka yang nyaman'. Ini akan dapat memicu apa yang disebutnya sebagai 'kerusakan maksimum'.

"Moskow harus menghapus infrastruktur energi, industri, transportasi, perbankan dan layanan sosial mereka. Menanamkan ketakutan akan kehancuran semua infrastruktur penting," tambah Medvedev.

Pernyataan-pernyataan semacam ini bukanlah hal yang aneh bagi Medvedev, yang telah muncul sebagai figur yang paling vokal terhadap sekutu Ukraina. Ia telah secara terbuka menyatakan dalam beberapa kesempatan bahwa Rusia dapat menyerang anggota aliansi militer Barat NATO karena memberikan bantuan kepada Ukraina.

Sementara itu, pernyataannya ini datang setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap entitas Rusia yang ada di sektor energi, logam dan pertambangan, serta sektor keuangan. Hal ini antara lain memaksa Bursa Efek Moskow untuk menangguhkan semua perdagangan dolar AS dan euro.

Paket sanksi itu merupakan salah satu yang terbesar sejak konflik Ukraina meningkat menjadi permusuhan terbuka pada Februari 2022. Departemen Keuangan AS mengatakan hal ini diprediksi dapat berdampak pada perdagangan senilai lebih dari US$ 100 juta (Rp 1,6 triliun) antara Rusia dan mitra asingnya.

Sanksi ini sendiri bukanlah sanksi pertama yang dijatuhkan AS dan negara Barat kepada Rusia. Tercatat, ada 16 ribu sanksi yang dijatuhkan untuk menggembosi kantong pendapatan negara itu dengan harapan dapat menghentikan serangan militernya ke Ukraina.

Rusia Masih Perkasa

Meski harus menghadapi ribuan sanksi serta bantuan senjata Barat kepada Ukraina, perekonomian dan militer Rusia masih terus menunjukan tanda-tanda yang normal, bahkan masih dapat merebut sejumlah wilayah di Ukraina.

Dari sisi ekonomi, hal ini sendiri tidak lepas dari kepemilikan Moskow atas emas. Associate Professor dalam Studi Pembangunan Internasional di Universitas Dalhousie, Robert Huish, mengatakan bahwa emas membuat Rusia mulai beralih dari ketergantungannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Aksi ini telah dilakukan Moskow sejak 2013 lalu.

"Miliaran dolar emas Rusia diperdagangkan secara bebas dengan harga tertinggi sambil menghindari 16.000 sanksi tersebut. Itu sebabnya sanksi global terhadap Rusia tidak menggagalkan apa pun," ujar Huish dalam sebuah kolom di Conversation.com.

Dari segi militer, Moskow berhasil kembali merebut desa Umanskoe di Donbass, yang terletak beberapa kilometer di utara jalan raya penting yang strategis dekat kota Donetsk dan di sebelah barat Avdeevka.

Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi kemenangan baru tersebut Sabtu waktu setempat. Sejumlah saluran Rusia dan Ukraina juga mengatakan bahwa pasukan Moskow telah mengamankan Umanskoe pada akhir Mei, dan melaporkan kehadiran brigade bermotor Rusia masuk di wilayah tersebut.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Terbaru Perang Ukraina: Serangan Rusia Bertubi-tubi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular