FOTO

Penampakan Pabrik Garmen Bak 'Rumah Hantu' Usai PHK Massal Karyawan

Muhammad Sabki, CNBC Indonesia
Jumat, 14/06/2024 09:40 WIB

Adapun pabrik garmen ini sebelumnya memproduksi pakaian dalam merek global ternama dan ada 3.000 buruh yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan.

1/6 Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidak terpakai pada salah satu pabrik garmen di kawasan Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidak terpakai pada salah satu pabrik garmen di kawasan  Kabupaten Bogor, Jawa Barat, usai terjadi PHK massal, Kamis (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

2/6 Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidak terpakai pada salah satu pabrik garmen di kawasan Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Satu per satu pabrik tekstil, garmen, hingga alas kaki di Indonesia menghentikan operasionalnya, alias tutup. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pun tak terelakkan lagi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

3/6 Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidak terpakai pada salah satu pabrik garmen di kawasan Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pantauan CNBC Indonesia di lokasi, kondisi pabrik yang biasanya ramai dipenuhi pekerja serta suara mesin jahit yang saling bersahutan, kini sunyi senyap, tidak ada lagi aktivitas menjahit. Ribuan mesin jahit pun tertutup kain, sudah tak lagi dipakai. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

4/6 Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidak terpakai pada salah satu pabrik garmen di kawasan Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Setidaknya ada 3.000 buruh yang terpaksa harus kehilangan pekerjaannya, imbas dari penghentian operasional pabrik garmen ini. Sang pemilik pun mengaku sudah tidak mampu dalam mempertahankan bisnisnya. Lantaran sepinya order yang masuk, dengan ditambah beban upah minimum yang terus naik setiap tahun. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

5/6 Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidak terpakai pada salah satu pabrik garmen di kawasan Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Adapun pabrik garmen ini sebelumnya memproduksi pakaian dalam merek global ternama, seperti bra wanita, celana dalam, bustier, bodysuits, suspender belt, kamisol, pakaian dalam pria, dan lain sebagainya. Bahkan, pada saat pandemi Covid-19 melanda beberapa tahun lalu, pabrik garmen ini turut serta dalam memproduksi alat pelindung diri (APD). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

6/6 Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidak terpakai pada salah satu pabrik garmen di kawasan Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Namun sayangnya, kejayaan pun meredup ketika isu geopolitik, resesi global, hingga kenaikan upah tinggi membuat pabrik garmen yang sudah berdiri sejak tahun 1997 ini terpaksa gulung tikar, dan melakukan PHK terhadap ribuan pekerjanya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)