
Lewat Program-Program Ini, KPI Jawab Tantangan Krisis Iklim

Jakarta , CNBC Indonesia - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berupaya menjawab tantangan perubahan iklim melalui berbagai program terkait aspek lingkungan. Program yang dilaksanakan di unit-unit operasi tersebut berhasil membawa solusi serta manfaat untuk masyarakat di sekitar wilayah operasi.
"KPI saat ini memiliki beberapa program program TJSL yang menyasar pada aspek lingkungan yang dilaksanakan di berbagai unit," kata Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen dalam keterangan tertulis, Senin (10/6/2024).
Pertama adalah program Permata Hijau Pesisir Gambut yang dilaksanakan di Kilang Dumai. Program ini merupakan program mitigasi dan pemulihan bencana di lahan pesisir gambut.
Hermansyah mengatakan program ini terdiri dari 3 subprogram, yaitu Revitalisasi dan Konservasi Kawasan Mangrove Pesisir Gambut, Konservasi Air Gambut, serta Pertanian Hortikultura di Lahan Gambut. Program ini melahirkan berbagai inovasi, yaitu Triangle Mangrove Barrier (Trimba), Adaptable Pool with Auto Water Rotation (A-Pawon), dan Hybrid Solar Dryer System (HSDS).
"Salah satu keunggulan program ini adalah berhasil mengolah air gambut menjadi air bersih melalui Unit Filtrasi Air Gambut (Filagam) yang telah berhasil memproduksi 5.840 ton air bersih per tahunnya," jelas Hermansyah.
Dampak positif lainnya adalah melalui pipanisasi yang dibangun, sebanyak 116 KK mendapatkan akses dan menerima manfaat air bersih. Di samping itu, dengan teknologi Reverse Osmosis (RO), Kelompok Tirta Muda berhasil memperoleh air siap minum yang penghasilannya hingga Rp 86,4 juta per tahun dari hasil penjualan air minum.
"Program TJSL terkait Permata Hijau Pesisir Gambut merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan dan bencana yang terjadi khususnya di Kabupaten Bengkalis, Riau," ujar dia.
Tidak hanya di ujung Sumatera, KPI di Jawa Tengah juga menyelenggarakan program Kolak Sekancil atau Konservasi Laguna Kawasan Segara Anakan Cilacap.
"KPI berkontribusi melakukan Pengembangan Wisata Kolak Sekancil di Dusun Lempong Pucung, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut dengan melakukan penanaman lebih dari 1.5 juta pohon mangrove," jelas Hermansyah.
Bahkan kata dia, Kilang Cilacap juga mengembangkan eduwisata mangrove Kolak Sekancil menjadi tempat wisata edukasi yang mampu mendatangkan manfaat ekonomi bagi kelompok sadar wisata setempat. Menurut dia, program ini mencatat rata-rata pengunjung setiap bulan mencapai 250 orang.
"Upaya mendongkrak pengunjung arboretum mangrove dilakukan dengan membuat paket trip bertajuk Pesisire Inyong Mandiri. Melalui program ini, KPI berhasil mendukung penyerapan CO2 sekitar 41,3 juta ton/tahun dan produksi O2 sekitar 224 juta ton/tahun," kata Hermansyah.
Selain program di Kilang Dumai dan Kilang Cilacap, KPI juga mengembangkan integrasi beberapa program program yang selaras dalam melestarikan lingkungan. Di antaranya Konservasi Mangrove Karangsong Kilang Balongan, Konservasi Mangrove Pesisir Kampung Klayas Kilang Kasim, serta integrasi pertanian hortikultura di Kilang Sei Pakning yang sebelumnya kurang dimanfaatkan menjadi lahan yang bernilai ekonomi.
"Dengan segala komitmen serta upaya terbaik, KPI berhasil mewujudkan program yang memberikan dampak peningkatan ekonomi berkelanjutan untuk masyarakat Indonesia terutama yang bertempat tinggal di sekitar wilayah operasi kilang. Semua program ini tentunya dapat berhasil dengan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan," tutur Hermansyah.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lewat Program Rawa Bening, KPI Sukses Perkuat Ekonomi Warga Margasari
