Mentan Beri Kabar Buruk Soal Produksi Beras Vietnam, Bahaya Intai RI

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Jumat, 07/06/2024 15:26 WIB
Foto: Menteri Pertanian, Amran Sulaiman pimpin rapat di kantornya, Senin (1/4/2024). (Dok. Kementan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mewanti-wanti dunia tengah dibayangi krisis pangan. Indonesia pun berpotensi ikut terganggu akibat krisis ini.

Pasalnya, beberapa negara sudah mulai terlihat mengalami penurunan produktivitas dalam bidang pangan. Negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand pun sudah ikut terkena dampak.

"Kondisi pertanian dunia sekarang krisis pangan, krisis energi. Khusus pangan itu juga terjadi di beberapa negara, baru saja kami ke Vietnam, Vietnam biasanya surplus 5-8 juta ton, 2 minggu lalu ketemu Menterinya bilateral, itu hanya surplus 300 ribu ton, Thailand penurunan 2 juta ton produksi, Indonesia 4 juta ton, China shortage 2,8 juta ton, ini kita harus mitigasi risiko yang akan terjadi di depan karena krisis di depan mata saat ini," kata Amran saat MoU dengan Mendagri di kantor Kementan, Jumat (7/6/2024).


Hal itu dapat berpengaruh pada Indonesia sehingga berpotensi membawa situasi kian memburuk. Dalam paparan Amran, Berdasarkan data World Food Programe, sebanyak 8,5% penduduk Indonesia kurang gizi dan lebih dari 30% anak stunting. Kondisi dunia pun juga parah.

Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Sejumlah pekerja melakukan bongkar muat beras beras impor asal Vietnam tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/1/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

"Ada 59 negara yang kelaparan, jumlah penduduknya sampai 900 juta, hari ini saudara kita hampir 1 miliar orang kelaparan, nggak ada pangan," sebut Amran.

Pemerintah harus mengantisipasi itu, dalam Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2011 maka harus diambil langkah-langkah yang diperlukan secara terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing- masing untuk mengamankan produksi gabah/beras nasional serta antisipasi dan respon cepat menghadapi kondisi iklim ekstrim.

Tugas Mentan diantaranya melakukan analisis risiko dampak iklim ekstrim terhadap produksi, meningkatkan luas lahan dan pengelolaan air irigasi serta meningkatkan tata kelola usahatani, pengendalian OPT, banjir, dan kekeringan.

"Kalau krisis ekonomi sudah kita lewati, pertumbuhan ekonomi -3% kita mampu bertahan, krisis kesehatan Covid baru berlalu, ada krisis kita bisa pakai masker, itu bisa selesai dengan baik. Tapi manakala krisis pangan, itu melompat ke krisis politik, konflik sosial diantara kita, dan nggak ada satu pun negara mampu yang bertahan jika krisis pangan. Ngga ada pangan, nggak ada negara, seperti pidato bung Karno pada 7 April 1952 bahwa mati hidup negara tergantung pangan, nggak ada pangan nggak ada peradaban, nggak ada negara," sebut Amran.


(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Vietnam Resmi Jadi Negara Ke-10 Mitra BRICS