FOTO Internasional

Dibombardir Israel, RS di Gaza Kewalahan Rawat Pasien Cuci Darah

Reuters, CNBC Indonesia
Sabtu, 08/06/2024 10:35 WIB

Tentara Israel menghancurkan gedung bedah khusus dan membakar gedung resepsi utama dan ruang darurat perawatan.

1/5 Seorang pasien ginjal Palestina menjalani cuci darah, di tengah konflik Israel-Hamas di sisa-sisa Rumah Sakit Al Shifa yang hancur akibat serangan Israel, di Kota Gaza. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

Seorang perawat mengantarkan pasien menjalani cuci darah di tengah konflik Israel-Hamas di sisa-sisa Rumah Sakit Al Shifa yang hancur akibat serangan Israel, di Kota Gaza. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

2/5 Seorang pasien ginjal Palestina menjalani cuci darah, di tengah konflik Israel-Hamas di sisa-sisa Rumah Sakit Al Shifa yang hancur akibat serangan Israel, di Kota Gaza. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

Mereka juga mencatat bahwa tentara Israel menghancurkan gedung bedah khusus dan membakar gedung resepsi utama dan ruang darurat perawatan. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

3/5 Seorang pasien ginjal Palestina menjalani cuci darah, di tengah konflik Israel-Hamas di sisa-sisa Rumah Sakit Al Shifa yang hancur akibat serangan Israel, di Kota Gaza. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

Bagi pasien ginjal, perawatan cuci darah adalah masalah hidup dan mati. Sebelum serangan Israel terbaru dimulai pada tanggal 7 Oktober, rumah sakit ini memiliki 143 pasien yang membutuhkan cuci darah. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

4/5 Seorang pasien ginjal Palestina menjalani cuci darah, di tengah konflik Israel-Hamas di sisa-sisa Rumah Sakit Al Shifa yang hancur akibat serangan Israel, di Kota Gaza. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

Sekarang, jumlah pasien telah lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar 300, termasuk 11 anak dan orang tua yang semuanya hanya memiliki 24 mesin cuci darah. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

5/5 Seorang pasien ginjal Palestina menjalani cuci darah, di tengah konflik Israel-Hamas di sisa-sisa Rumah Sakit Al Shifa yang hancur akibat serangan Israel, di Kota Gaza. (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)

Iyad Issa Abu Zaher, direktur rumah sakit, mengatakan fasilitas ini kewalahan. "Kami telah menggunakan sistem peruntukan semua sumber daya dan persediaan medis," katanya kepada Reuters. "Pasien cuci darah ginjal sekarang menjalani perawatan sekali atau dua kali seminggu selama satu atau dua jam, tetapi sebelumnya mereka biasanya datang tiga kali seminggu." (REUTERS/Dawoud Abu Alkas)