Ada Proyek Hilirisasi Sawit, Sukses Serap Jutaan Tenaga Kerja

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengungkapkan biodiesel bukan hanya berdampak positif kepada pengurangan emisi, namun juga penyerapan tenaga kerja.

"Penyerapan tenaga kerja kalau kita lihat angka on farm-nya itu lebih dari 1,5 juta orang dan kalau off farm hampir mencapai 200 ribu orang," jelas Eniya dalam Special Dialogue Apkasindo Strategi Meningkatkan Daya Saing Kelapa Sawit Indonesia Melalui Hilirisasi, Kamis (6/6/2024).

Secara rinci, Eniya mengatakan jika dihitung dari pengunaan biodiesel B20 dari tahun ke tahun, ada penurunan emisi sekitar 10 juta ton CO2. Dengan mandatori B35 maka bisa menurunkan emisi hingga 33 juta ton CO2. Jika penerapan biodiesel terus bertambah maka emisi yang diturunkan bisa lebih banyak.

Eniya menjelaskan Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 358 juta ton pada 2030, dengan target net zero emission pada 2060. Di samping biodiesel, lanjut dia, sektor transportasi juga akan menerapkan penggunaan bahan bakar terbarukan lainnya seperti biogas.

"Biofuel lain juga perlu kita upayakan menjadi salah satu sektor penurunan emisi yang diupayakan untuk mencapai target tersebut," tegas dia.

Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa pemerintah akan melakukan uji terap atau uji coba bahan bakar nabati berbasis sawit ini pada sektor non otomotif yang akan dilakukan pada tahun 2024.

Pemerintah juga pada 2023 lalu mulai menjalankan program pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel berbasis minyak sawit ke dalam minyak Solar sebesar 35% (B35). Proyek ini diklaim bisa menjadi contoh bagi negara lain dalam pengembangan biodiesel.

Adapun, implementasi dari program B35 sejatinya telah dilakukan sejak 1 Februari 2023 dan implementasi secara penuh baru dilakukan pada 1 Agustus 2023.