Internasional

Putin Beri Sinyal Baru Perang dengan NATO, Mesra ke Taliban

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
06 June 2024 12:04
Kandidat presiden Rusia dan petahana Presiden Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. (REUTERS/Maxim Shemetov)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin (REUTERS/Maxim Shemetov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali buka suara soal posisi geopolitik Moskow di dunia. Hal ini terjadi saat Rusia memiliki hubungan yang panas dengan Barat terkait Ukraina.

Dalam Forum Ekonomi Internasional Saint Petersburg, Putin menegaskan Rusia tidak memiliki ambisi imperialisme dengan menyerang negara Barat seperti yang digambarkan aliansi militer Barat, NATO. Menurutnya, skenario Rusia menyerang negara Barat yang tergabung dalam NATO hanyalah fiksi belaka.

"Mereka mengemukakan gagasan bahwa Rusia ingin menyerang NATO. Apakah Anda sudah gila? Apakah Anda setebal dua papan pendek? Siapa yang mengarangnya? Itu tidak masuk akal, itu omong kosong," kata Putin kepada wartawan, Rabu malam waktu setempat dikutip AFP Kamis (6/6/2024).

Meski begitu, Putin kembali mengulangi seruannya bahwa serangan kepada wilayah Rusia merupakan sesuatu yang fatal. Ia mengancam tidak akan ragu-ragu mengambil tindakan tegas dalam mengambil langkah perlawanan.

"Jika tindakan seseorang mengancam kedaulatan dan integritas wilayah kami, kami menganggap mungkin untuk menggunakan segala cara yang kami miliki," pungkasnya.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengkonfirmasi lampu hijau dari Washington kepada Ukraina untuk menyerang teritori Rusia dengan senjata buatannya. Hal ini terjadi setelah Kyiv terus menderita serangkaian kekalahan di medan perang dan juga serangan di wilayah Kharkiv.

Persetujuan ini membuat AS menjadi negara setelah Jerman dan Prancis yang memberikan lampu hijau bagi Ukraina untuk menyerang Rusia dengan senjata buatannya. Sebelumnya, dua negara Eropa itu telah memberikan izin bagi Ukraina untuk terbatas menyerang pangkalan dan fasilitas militer Rusia.

Atas adanya izin ini, Putin juga mengungkapkan bahwa manuver itu dapat membawa masalah yang sangat serius dalam sistem keamanan internasional. Menurutnya, langkah ini telah membawa konfrontasi langsung antara Barat dengan Rusia, yang diketahui merupakan dua kekuatan nuklir yang besar

"Itu akan menandai keterlibatan langsung mereka dalam perang melawan Federasi Rusia, dan kami berhak untuk bertindak dengan cara yang sama," ujarnya.

"Jika mereka menganggap mungkin untuk mengirimkan senjata tersebut ke zona tempur untuk melancarkan serangan ke wilayah kami dan menimbulkan masalah bagi kami, mengapa kami tidak memiliki hak untuk memasok senjata dengan jenis yang sama ke beberapa wilayah di dunia di mana mereka bisa melakukannya?" katanya.

Hubungan dengan Taliban

Selain bicara soal Barat dan Ukraina, Putin juga bicara soal rencana memperkuat hubungan dengan Pemerintah Afghanistan yang dipimpin milisi bersenjata Taliban. Menurutnya, Moskow telah mengambil langkah realistis sehingga penguatan hubungan dengan Taliban perlu dilakukan.

"Kami selalu percaya bahwa kami perlu menghadapi kenyataan. Taliban berkuasa di Afghanistan... Kami harus membangun hubungan dengan pemerintah Taliban," tambah Putin.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pekan lalu bahwa Moskow berencana mengeluarkan Taliban dari daftar organisasi teroris terlarang hampir tiga tahun setelah kelompok itu merebut kekuasaan dari pemerintah yang didukung AS.

"Mereka adalah kekuatan sesungguhnya di Afghanistan," papar Lavrov.

Taliban telah ditetapkan sebagai organisasi teroris di Rusia sejak tahun 2003. Namun Moskow disebut-sebut telah membina hubungan tidak resmi dengan kelompok tersebut.

Kepala pasukan AS di Afghanistan mengklaim pada tahun 2018 bahwa Moskow menyediakan senjata kepada kelompok tersebut. Tuduhan ini sontak dibantah oleh pihak Rusia.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Kirim Kapal Perang Rusia ke Dekat RI, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular