Sri Mulyani Akui Tantangan RI Jadi Negara Maju Lebih Sulit dari Korsel

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Kamis, 06/06/2024 06:55 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara Raker dengan Komisi XI DPR. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan upaya Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 tidak akan mudah. Dia mengatakan tantangan yang dihadapi RI mungkin lebih sulit dari Korea Selatan.

Dia mengatakan Indonesia dapat melihat beberapa negara di Asia yang mampu keluar dari jebakan negara berpendapatan sedang. Beberapa negara itu, kata dia, adalah Jepang, Hongkong, dan Taiwan.

"Kita dapat lihat proses untuk menjadi negara maju relatif singkat, yaitu satu dekade atau kurang," kata Sri Mulyani dalam paparannya di Komisi XI DPR RI, Rabu, (5/6/2024).


Di lain sisi, Sri Mulyani juga menyebutkan ada negara yang gagal keluar dari jebakan negara berpendapatan sedang seperti Argentina. Dia mengatakan negara Amerika Latin itu sempat masuk kategori negara maju, namun mengalami kemunduran dan hingga sekarang terjebak sebagai negara berpendapatan sedang-sedang saja.

Sri Mulyani mengungkit cerita negara lainnya yang berhasil menjadi negara maju dalam jangka waktu yang relatif sedang. Negara itu adalah Korea Selatan. Dia mengatakan periode lepas landas negeri ginseng itu terjadi pada 1980 hingga 1994.

Dia mengatakan Korea Selatan bangkit menjadi negara maju karena ditopang oleh sektor manufaktur di bidang elektronik dan transportasi. Dia mengatakan pada saat itu, perkembangan teknologi elektronik memang baru saja akan memuncak.

"Investasi saat itu tumbuh 10,6% di bidang manufaktur, sektor utamanya adalah elektronik dan transportasi," ungkapnya.

Sri Mulyani mengatakan kondisi yang dihadapi oleh Korea Selatan ketika itu dengan Indonesia pada periode 2020 ke atas tentu berbeda. Dia bilang saat ini, teknologi elektronik sudah sangat berkembang bahkan sudan menggunakan kecerdasan buatan.

Dia mengatakan kondisi yang dihadapi Indonesia dengan Korea Selatan ketika itu tentu jauh berbeda. Namun, dia menilai Indonesia dapat menggunakan Korea Selatan sebagai perbandingan, namun dengan penyesuaian atas kondisi yang dihadapi saat ini.

"Ini yang kita satu sisi buat perbandingan, tapi kita juga perlu beradaptasi dengan (tantangan) hari ini," kata dia.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 8 Jurus Sri Mulyani Tembuskan 8%!