Luhut Taksir RI Bakal Ketiban Durian Runtuh Rp1.140-an T di 2028

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
05 June 2024 11:10
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan saat mengikuti rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Rabu, (5/6/2024). (Tangkapan Layar Yotuube Banggar DPR RI)
Foto: Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan saat mengikuti rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Rabu, (5/6/2024). (Tangkapan Layar Yotuube Banggar DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves); Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa Indonesia diperkirakan mendapatkan 'durian runtuh' dari industrialisasi dan hilirisasi di tahun 2028 mencapai US$ 70 miliar atau Rp 1.140-an triliun (kurs Rp 16.285 per US$).

Luhut menjabarkan bahwa pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi dan hilirisasi terus mengalami kenaikan. Dulu, kata Luhut, sebelum kebijakan hilirisasi berjalan, nilai ekspor dari komoditas nikel hanya mencapaiĀ US$ 1,5 miliar - US$ 2 miliar.

Nah, atas hilirisasi, pada tahun lalu Indonesia mencatat adanya kenaikan nilai ekspor mencapai US$ 40 miliar. "Kalau tanpa ini ekonomi kita hari ini sudah akan goyah," ungkap Luhut dalam Rapat Kerja bersama Banggar DPR RI, Rabu (5/6/2024).

Luhut memperkirakan nilai hilirisasi akan terus mengalami peningkatan. Bahkan, di tahun 2028 nilai ekspor bisa mendekati US$ 70 miliar. "Itu karena kita sudah produksi prekusor katoda dan lain-lain. Dan banyak orang ga sadar game changer, ada satu proses yang berjalan di tempat kita," ungkap Luhut.

Menurut Luhut, saat ini pemerintah juga fokus pengembangan hilirisasi di Kaltara, di mana tercatat nilai investasi yang masuk di Kaltara itu khususnya Petrochemical sebesar 4% dari PD.

"Jadi saya pikir hal-hal ini sangat bagus dan sekarang bapak ibu lihat ujungnya daur ulang jadi semua 97%-98% kita ekstrak nikel di sana," jelas Luhut.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Soal Tenaga Kerja China di Morowali: Jumlahnya 10-15%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular