Ladang Minyak Tertua di RI Ini Bisa Hasillkan 162 Ribu Barel per Hari
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus mencatatkan kinerja apik dengan peningkatan produksi minyak di Blok Rokan. Terbukti, sejak mengambil alih blok ini dari Chevron, produksi rata-rata bulanan Blok Rokan saat ini tembus 162 ribu barel per hari (bph) dari yang sebelumnya hanya 159 Ribu bph.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan, Ruby Mulyawan membeberkan bahwa capaian produksi Blok Rokan tersebut menjadi yang tertinggi, setelah alih kelola pada 9 Agustus 2021 dari PT Chevron Pacific Indonesia.
"Pada saat alih kelola tersebut produksi di level 159 ribu bph dan hari ini saat ini kita berada pada level produksi 162 ribu bph," kata Ruby dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Rabu (5/6/2024).
Ruby menyadari bahwa pada saat pengambilalihan Blok Rokan, sumur-sumur dan fasilitas yang ada di Blok tersebut sudah cukup tua. Sehingga kondisi tersebut membuat penurunan produksi secara alamiah atau natural decline tak bisa dihindari.
"Maka pada saat itu juga setelah pengambilalihan, kami kemudian melakukan pemetaan ulang, apa saja yang harus dilakukan secara proaktif untuk menjaga tingkat produksi atau bahkan meningkatkannya. Sejak saat itu sudah seribu lebih sumur yang ditajak dan alhamdulillah hasilnya produksi meningkat," kata dia.
Pihaknya juga melakukan identifikasi terhadap beberapa lokasi sumur baru dan pengembangan sumur baru. Kemudian melakukan pekerjaan ulang (work over) dan perawatan sumur minyak (well services) yang cukup agresif.
Selain itu, PHR juga melakukan pengembangan-pengembangan di low quality reservoir yang sebelumnya belum tereksploitasi dengan maksimum. Berikutnya melakukan penerapan penggunaan teknologi-teknologi yang selama ini sudah diterapkan.
"Seperti teknologi injeksi uap, steam flood, maupun teknologi injeksi air, water flood. Di WK rokan itu ada steam flood di lapangan Duri yang merupakan steam flood terbesar di dunia saat itu. Kemudian juga ada water flood di lapangan Minas yang merupakan terbesar di Southeast Asia," katanya.
(pgr/pgr)