FOTO Internasional

Aparat Israel Tangkap Warga Yahudi di Yerusalem & Tel Aviv, Ada Apa?

Reuters, AP Photo, CNBC Indonesia
Senin, 03/06/2024 12:55 WIB

Pasukan keamanan Israel membubarkan Yahudi Ultra-Ortodoks yang protes di Yerusalem & Tel Aviv terkait perubahan aturan wajib militer pada Minggu (3/6/2024).

1/7 Pasukan keamanan beroperasi ketika para pria Yahudi Ultra-Ortodoks melakukan protes setelah Mahkamah Agung Israel bersidang untuk membahas petisi guna mengubah kebijakan pemerintah yang memberikan pengecualian kepada orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat dengan Mahkamah Agung Israel. Pengadilan di Yerusalem, 2 Juni 2024. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Pasukan keamanan Israel pada Minggu (2/6/2024) membubarkan kaum Yahudi Ultra-Ortodoks yang memblokir jalan-jalan di Yerusalem dan Tel Aviv dalam protes terhadap kemungkinan perubahan aturan pengecualian wajib militer. (REUTERS/Ronen Zvulun)

2/7 Pasukan keamanan beroperasi ketika para pria Yahudi Ultra-Ortodoks melakukan protes setelah Mahkamah Agung Israel bersidang untuk membahas petisi guna mengubah kebijakan pemerintah yang memberikan pengecualian kepada orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat dengan Mahkamah Agung Israel. Pengadilan di Yerusalem, 2 Juni 2024. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Mahkamah Agung Israel pada hari Minggu (2/6/2024) mendengarkan tanggapan negara terhadap tantangan terhadap pengecualian wajib militer bagi orang-orang Yahudi Ultra-Ortodoks. Pengecualian ini telah lama menjadi sumber perselisihan dengan warga negara yang lebih sekuler dan kini dipicu oleh perang berkepanjangan di Gaza. (REUTERS/Ronen Zvulun)

3/7 Pasukan keamanan beroperasi ketika para pria Yahudi Ultra-Ortodoks melakukan protes setelah Mahkamah Agung Israel bersidang untuk membahas petisi guna mengubah kebijakan pemerintah yang memberikan pengecualian kepada orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat dengan Mahkamah Agung Israel. Pengadilan di Yerusalem, 2 Juni 2024. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Demi kesetaraan, Mahkamah Agung pada tahun 2018 membatalkan undang-undang yang membebaskan pria Ultra-Ortodoks yang ingin belajar di seminari dari wajib militer. Parlemen gagal menghasilkan pengaturan alternatif, dan perintah pemerintah untuk menunda wajib militer bagi kelompok Ultra-Ortodoks telah berakhir pada bulan Maret. (AP Photo/Leo Correa)

4/7 Pasukan keamanan beroperasi ketika para pria Yahudi Ultra-Ortodoks melakukan protes setelah Mahkamah Agung Israel bersidang untuk membahas petisi guna mengubah kebijakan pemerintah yang memberikan pengecualian kepada orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat dengan Mahkamah Agung Israel. Pengadilan di Yerusalem, 2 Juni 2024. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Situasi ini membuat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kesulitan mencapai kesepakatan dengan mitra koalisi Ultra-Ortodoks mengenai kompromi dinas militer yang mungkin menghalangi keputusan Mahkamah Agung bahwa minoritas Israel yang tumbuh pesat harus direkrut secara paksa. (AP Photo/Leo Correa)

5/7 Pasukan keamanan beroperasi ketika para pria Yahudi Ultra-Ortodoks melakukan protes setelah Mahkamah Agung Israel bersidang untuk membahas petisi guna mengubah kebijakan pemerintah yang memberikan pengecualian kepada orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat dengan Mahkamah Agung Israel. Pengadilan di Yerusalem, 2 Juni 2024. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Kaum Ultra-Ortodoks mengklaim hak untuk belajar di seminari daripada menjalani wajib militer selama tiga tahun. Beberapa dari mereka berpendapat bahwa gaya hidup saleh mereka akan bertentangan dengan adat istiadat militer, sementara yang lain menyuarakan penolakan ideologis terhadap negara liberal. (REUTERS/Ronen Zvulun)

6/7 Pasukan keamanan beroperasi ketika para pria Yahudi Ultra-Ortodoks melakukan protes setelah Mahkamah Agung Israel bersidang untuk membahas petisi guna mengubah kebijakan pemerintah yang memberikan pengecualian kepada orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat dengan Mahkamah Agung Israel. Pengadilan di Yerusalem, 2 Juni 2024. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Kelompok ultra-Ortodoks berjumlah 13% dari populasi Israel, dengan perkiraan angka tersebut akan mencapai 19% pada tahun 2035 karena tingginya tingkat kelahiran mereka. Para ekonom berpendapat bahwa skema pengecualian tersebut menyebabkan sebagian dari mereka tidak perlu terlibat di seminari dan keluar dari pasar kerja. (AP Photo/Leo Correa)

7/7 Pasukan keamanan beroperasi ketika para pria Yahudi Ultra-Ortodoks melakukan protes setelah Mahkamah Agung Israel bersidang untuk membahas petisi guna mengubah kebijakan pemerintah yang memberikan pengecualian kepada orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks dari wajib militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat dengan Mahkamah Agung Israel. Pengadilan di Yerusalem, 2 Juni 2024. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Belum jelas kapan pengadilan akan memutuskan kasus ini, yang sidang pertamanya dilakukan pada bulan Februari. (AP Photo/Leo Correa)