Harga Minyak Sempat Melejit, Tapi Investasi Hulu Migas RI Masih Lesu

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Kamis, 30/05/2024 18:15 WIB
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan realisasi investasi sektor hulu migas di Indonesia per April 2024 baru mencapai US$ 3,74 miliar atau sekitar Rp 60,8 triliun (asumsi kurs Rp 16.260 per US$).

Capaian investasi hingga April tersebut terpantau baru 21% dari target investasi migas nasional tahun ini sebesar US$ 17,7 miliar atau Rp 287,8 triliun.

Padahal, harga minyak mentah dunia tercatat sempat melonjak pada awal April 2024 ke level US$ 91,17 per barel untuk jenis Brent, tertinggi sejak tahun 2023 lalu.


"Investasi kita catat 1 target yang tinggi 2024 US$ 17,7 miliar dan realisasi 2024 adalah US$ 3,74 miliar," ungkap Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI di Jakarta, dikutip Kamis (30/5/2024).

Dia menjabarkan, dari target investasi US$ 17,7 miliar tersebut, rencana investasi untuk kegiatan eksplorasi sebesar US$ 1,8 miliar, meningkat dari realisasi pada 2023 sebesar US$ 0,9 miliar.

Dari sisi produksi terangkut (lifting) minyak, hingga April 2024 tercatat rata-rata 576,3 ribu barel per hari (bph) atau 90,7% dari target tahun ini 635 ribu bph.

Sementara realisasi salur gas hingga April 2024 tercatat 5.193 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 89,8% dari target tahun ini 5.785 MMSCFD.

Perlu diketahui, pada perdagangan pagi hari ini waktu Asia, Kamis (30/05/2024) harga minyak naik ke level US$ 83,68 per barel untuk jenis Brent, dan US$ 79,31 untuk WTI.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran-Israel Memanas, RI Hadapi Risiko Kenaikan Harga Minyak