Selain Cirebon-1, Ini Alasan RI Bakal Suntik Mati 13 PLTU Lainnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang untuk penghentian operasional sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) lebih cepat dari rencana awal alias pensiun dini.
Terutama setelah sebelumnya rencana pensiun dini berhasil diterapkan pada PLTU Cirebon-1.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan berdasarkan hasil studi yang pihaknya lakukan terdapat 13 unit PLTU yang berpotensi untuk dilakukan pensiun dini.
Menurut Eniya 13 unit PLTU ini memiliki total kapasitas hingga 4,8 gigawatt (GW). Adapun jika 13 unit PLTU tersebut berhasil dipensiunkan, maka Indonesia berpotensi menghindari 66 juta ton co2.
"4,8 gigawatt CO2-nya itu 66 juta ton co2," kata Eniya saat ditemui usai acara Green Economic Forum 2024 dikutip, Kamis (30/5/2024).
Meski demikian, Eniya mengaku dari 13 unit PLTU tersebut, lima diantaranya apabila dibiarkan saja sebetulnya juga akan mati dengan sendirinya pada 2030. Karena itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif memilih skema coal phase down. Dalam skenario ini, operasi PLTU akan dibiarkan hingga berakhirnya kontrak jual beli listrik.
"Arahan dari Pak Menteri adalah itu dibiarkan mati. Ada sekitar 5 kalau gak salah 5 unit yang naturally 2030 mati. Total 13 itu tadi 4,8 GW. Dari situ terus ada beberapa yang misalnya 2032, ada yang 2035 gitu ya. Itu ada. Nah, kalau mau dicepetin kan harus ada kompensasinya," ujarnya.
(pgr/pgr)