Internasional

China Respons Israel Bombardir Pengungsi Rafah, Kirim Pesan Ini

sef, CNBC Indonesia
28 May 2024 16:40
Siswa sekolah menengah berkumpul di depan layar yang menampilkan gambar Presiden Tiongkok Xi Jinping, pada Peringatan Kongres Nasional Pertama Partai Komunis Tiongkok di Shanghai, Tiongkok 10 Maret 2023. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Presiden China Xi Jinping (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC IndonesiaChina merespons serangan Israel ke tenda-tenda pengungsi Rafah. Pemerintah Presiden Xi Jinping bahkan menyebut pihaknya sangat prihatin atas operasi militer terbaru Tel Aviv itu.

"Kami menyatakan keprihatinan besarnya atas operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Rafah", kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning, dikutip dari AFP, Selasa (28/5/2024).

"Kami mendesak semua pihak untuk melindungi warga sipil dan fasilitas sipil," tegas China lagi.

China pun meminta Israel untuk mendengarkan seruan masyarakat internasional. Termasuk menghentikan serangannya terhadap Rafah.

Perlu diketahui Jumat lalu, Mahkamah Internasional PBB (ICJ) telah meminta Israel menyetop serangan meski tak diindahkan Israel. Dalam tanggapannya, Israel tidak memberikan indikasi bahwa mereka bersiap mengubah haluan di Rafah bahkan bersikeras menyebut ICJ telah melakukan kesalahan.

Sebelumnya Israel menyerang pemukiman pengungsi di Tel Al-Sultan di kota Rafah, Minggu malam, menewaskan 45 orang dan 200 lebih luka. Padahal wilayah itu menjadi tempat ribuan orang pengungsi tinggal, setelah Israel memulai secara resmi serangan darat di Timur Rafah, lebih dari dua minggu lalu

China sendiri kencang menyerukan gencatan senjata segera sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada Oktober tahun lalu. China secara historis bersimpati pada perjuangan Palestina.

Negara ini mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina. Presiden Xi Jinping juga menyerukan diadakannya "konferensi perdamaian internasional" untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Perang Gaza dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang. Militan juga menyandera 252 orang, 121 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 37 orang yang menurut tentara tewas.

Hamas menegaskan itu sebagai pembalasan penyerbuan ke Masjidil Aqsa di 2023 awal dan kekerasan 'penjajah' Israel.Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 36.050 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.

Kata Netanyahu

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan mengejutkan setelah pasukannya membombandir tenda pengungsian di Rafah. Mengutip AFP, ia mengatakan bahwa serangan mematikan yang menimpa kamp pengungsi di Rafah adalah "kecelakaan tragis" dan sesumbar pemerintahannya sedang menyelidikinya.

"Di Rafah, kami mengevakuasi satu juta warga yang tidak terlibat dan, meskipun kami telah berupaya sebaik mungkin, sebuah kecelakaan tragis terjadi kemarin," kata Netanyahu kepada parlemen Knesset.

"Kami sedang menyelidiki kasus ini dan akan menarik kesimpulan," tambahnya lagi merujuk peristiwa yang menyebabkan kebakaran hebat di tenda pengungsi itu.

Netanyahu juga melontarkan nada menantang ketika dicemooh oleh keluarga sandera yang ditahan di Gaza, di kesempatan yang sama. Ia bersumpah untuk terus melanjutkan pertempuran untuk menghancurkan Hamas.

"Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan mutlak di Gaza," katanya lagi.

Perlu diketahui di dalam negeri ia sebenarnya juga mendapat kecaman dan tekanan. Apalagi ia dianggap tak fokus membebaskan sandera.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Respons 'Genosida' Baru Israel di Rafah, Desak Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular