Internasional

Penyebab Singapore Airlines & Qatar Airways Alami Turbulensi Hebat

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 May 2024 09:40
Tim penyelamat bekerja di dekat pesawat Qatar Airways setelah mengalami Turbulensi dahsyat di wilayah Turki, menyebabkan enam penumpang dan enam awak pesawat terluka. (X @aviationbrk)
Foto: Tim penyelamat bekerja di dekat pesawat Qatar Airways setelah mengalami Turbulensi dahsyat di wilayah Turki, menyebabkan enam penumpang dan enam awak pesawat terluka. (X @aviationbrk)

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai Singapore Airlines SQ321 dan Qatar Airways QR017 mengalami turbulensi hebat selama penerbangannya. Dalam kasus Singapore Airlaines misalnya, satu orang dilaporkan tewas sementara di kasus Qatar Airways 12 orang luka-luka.

Mengutip Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS) turbulensi terus menjadi penyebab utama kecelakaan dan cedera. "Tingkat kecelakaan penerbangan terus meningkat,"bunyi laporan itu dikutip dari AFP Selasa (28/5/2024).

Lalu mengapa turbulensi terjadi? Apa penyebabnya?

Sebenarnya turbulensi di dunia aviasi memang tidak dapat dihindari karena fenomena ini terjadi di udara yang dilewati oleh pesawat. Namun sebagian besar turbulensi ini tergolong ringan.

Meski demikian, bisa saja cerita berubah saat terjadi di awan yang lebih besar, seperti halnya awan badai Cumulonimbus. Pergerakan udara yang kacau dapat menyebabkan turbulensi tingkat sedang atau bahkan parah.

Jenis turbulensi yang parah biasanya dikenal dengan turbulensi "udara jernih" atau Clear Air Turbulence (CAT). Sesuai namanya, turbulensi ini terjadi di tempat tanpa awan dan tidak bisa dilihat, jauh lebih merepotkan karena sangat sulit dideteksi.

Turbulensi udara jernih didefinisikan oleh badan penerbangan AS Federal Aviation Administration (FAA) sebagai turbulensi parah yang tiba-tiba terjadi di wilayah tak berawan yang menyebabkan hentakan pesawat yang hebat. Hal ini sering ditemui secara tak terduga dan seringkali tanpa petunjuk visual untuk memperingatkan pilot akan bahaya tersebut.

Badan tersebut mengatakan turbulensi udara jernih biasanya ditemukan di dekat aliran jet dan terkait dengan pergeseran angin (wind shear), merujuk perubahan kecepatan atau arah angin secara tiba-tiba. Turbulensi ini juga biasanya ditemukan pada ketinggian 30.000-60.000 kaki.

Dalam kasus Singapore Airlines dan Qatar Airways memang belum diketahui penyebab pasti terjadinya turbulensi dalam penerbangan dua maskapai tersebut. Tetapi para ahli menyebut turbulensi pesawat merupakan fenomena kompleks namun semakin umum terjadi akibat perubahan iklim.

Tahun lalu, para ilmuwan dari Reading University menemukan bahwa udara yang lebih hangat akibat peningkatan emisi gas rumah kaca mengubah kecepatan angin dalam aliran jet. Perubahan iklim juga membuat anomali badai di belahan dunia semakin meningkat intensitasnya, berdasarkan data dari badan ilmu iklim PBB (IPCC). 

Pada saat yang sama, udara yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak kelembapan sehingga menghasilkan angin yang lebih kencang dan curah hujan yang lebih deras akibat badai, yang akan menyebabkan turbulensi yang lebih parah. Namun, saat ini belum ada bukti jelas bahwa badai tropis di belahan dunia semakin sering terjadi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apa Itu Turbulensi Penerbangan, Berujung Maut di Singapore Airlines?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular