Soal Program Biodiesel B50, Produsen Titip Pesan Ini ke Pemerintah
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mendongkrak sawit untuk penggunaan di sektor energi, mulai dari B20, B30, B35 dan ke depan menjadi B40 bahkan sampai B50. Namun, produsen mewanti-wanti jika kandungan sawit terlalu tinggi untuk energi, maka Indonesia belum tentu bisa memenuhinya.
"Kebutuhan 38 juta solar industri dan non industri, dikali 40% (B40) aja jadi 15,2 juta KL. Dengan kapasitas terpasang 18,6 juta KL bisa, tapi kalau B50 nggak akan bisa, gak cukup, itu pun mepet anggota kami 78% secara kemampuan produksi ya 80% lah itu agak berat, ya bisa, cuma berat," ungkap Sekjen Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Ernest Gunawan kepada CNBC Indonesia di kantor Ombudsman, Senin (27/5/2024).
Seakan tak puas dengan B40, bukan tidak mungkin pemerintah bakal menaikkan kandungannya menjadi B50. Namun produsen menyatakan bahwa hal itu sulit untuk terjadi.
"B50 nggak (mungkin), kalau B40 mungkin. B50 19 juta nggak mungkin kapasitas kita aja 18,6 juta KL. B40 aja mungkin nggak ekspor kecuali anggota menambah utilitas," imbuhnya.
Ia mencontohkan proses adaptasi dengan penerapan B30 di 2020 lalu, dimana produsen kesulitan mengekspor karena harus fokus pada pasar domestik. Namun, produsen tetap menghormati kebijakan dari pemerintah.
"Sudah uji coba di B40 sektor non otomotif, khususnya Kereta api alat berat, alsintan, kapal dan lain-lain, sedangkan Otomotif selesai 2023 hasilnya cukup oke, tinggal nunggu non Otomotif," katanya.
Adapun produsen diminta mempertahankan atau menaikkan kualitas biodiesel. Untuk B35 sudah keluar Kepditjen dari Ditjen EBTKE untuk meningkatkan kualitas B35.
"Soal kualitas, banyak yang tidak tahu kenaikan B15, B20, B30, B35, Aprobi beserta anggota melakukan improvement untuk spesifikasi, khususnya water content dan stabilitas oksidasi. Itu memang nggak semata-mata langsung ditetapkan, tapi kita ada pembahasan dengan semua stakeholder, intinya win-win solution seberapa mampu kita menaikkan kualitas tersebut," kata Ernest.
Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, pemerintah akan melakukan uji terap program biodiesel 40% atau bahan bakar nabati dari sawit (B40) untuk sektor non-industri tahun ini.
Direktur Bioenergi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo, mengatakan pihaknya akan melakukan uji terap pada sektor non-otomotif seperti pada alat kereta, kapal laut, hingga alat berat industri. Uji terap itu setidaknya akan dilakukan pada tahun ini.
"Tahun ini kita rencana uji terap (B40) untuk non otomotif. Contohnya untuk KAI, maritim, dan juga alat berat industri. Kita lagi akan lakukan oleh tim dari LEMIGAS, dan juga nanti dilibatkan stakeholder terkait. Jadi uji terap itu dicek alat-alat tadi itu ada masalah atau nggak," ungkapnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Selasa (6/2/2024).
(fys/wur)