Internasional

Presiden Prancis Macron Sebut Uni Eropa dalam Bahaya dan Bisa 'Mati'

luc, CNBC Indonesia
Selasa, 28/05/2024 12:30 WIB
Foto: Emmanuel Macron. (AP Photo/Franc Zhurda)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa dalam ancaman besar. Hal tersebut disampaikan Presiden Prancis Emmanuel Macron saat berbicara bersama Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier.

Menurutnya, Uni Eropa sedang menghadapi "musuh eksternal dan internal", yang merupakan ancaman nyata terhadap blok tersebut. Sebelumnya, dirinya telah memberikan peringatan bahwa "Eropa kita" bisa berakhir sekarat.

"Saya pikir kita sedang mengalami momen di Eropa yang sangat penting karena saya benar-benar percaya bahwa Eropa kita bisa mati," kata Macron, mengacu pada pidato utama yang disampaikannya pada bulan April, dikutip Russia Today, Senin (27/5/2024).


Pemimpin Perancis tersebut mendesak dilakukannya pemungutan suara untuk mendukung kekuatan pro-Uni Eropa dalam pemilu Eropa mendatang, dan memperingatkan bahwa blok tersebut "tidak pernah mempunyai musuh sebanyak ini di dalam dan di luar Uni Eropa" seperti sekarang. Macron menegaskan bahwa musuh internal adalah kaum nasionalis Eropa, dan kebangkitan mereka menimbulkan pertanyaan tentang demokrasi itu sendiri.

"Ada suatu bentuk ketertarikan terhadap otoritarianisme yang lahir di negara demokrasi kita sendiri... yang juga menyuburkan nasionalisme dan ekstrem lainnya di benua kita," klaimnya.

Macron memberikan gambaran suram mengenai "kaum nasionalis" yang masuk ke dalam pemerintahan, dengan menyatakan bahwa mereka gagal mengatasi Covid-19 dan tidak menunjukkan "kapasitas untuk menanggapi tantangan migrasi," masalah perubahan iklim, dan sebagainya.

"Kami akan berhenti mendukung Ukraina melawan Rusia, yang didukung oleh semua kaum nasionalis di negara kami. Oleh karena itu, sejarah tidak akan sama lagi," kata presiden.

"Karena semua alasan ini, penting untuk memberikan suara di negara-negara Eropa," tutupnya.

Seruan tersebut didukung oleh Steinmeier, yang mengatakan bahwa fakta bahwa Macron hadir di Festival Demokrasi merupakan "sebuah sinyal bahwa kita memerlukan aliansi demokrat di Eropa."


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah