Internasional

Presiden Baru Taiwan Akhirnya Muncul, Kirim Pesan Santuy Ini ke China

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
26 May 2024 19:45
Presiden baru Taiwan Lai Ching-te berbicara di atas panggung saat upacara pelantikan di luar gedung kantor Kepresidenan di Taipei, Taiwan. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
Foto: Presiden baru Taiwan Lai Ching-te berbicara di atas panggung saat upacara pelantikan di luar gedung kantor Kepresidenan di Taipei, Taiwan. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Taiwan Lai Ching-te mengatakan negaranya masih membuka kemungkinan untuk menjalin kerja sama dengan China. Pernyataan itu disampaikan pada Minggu, (26/5/2024) atau beberapa hari setelah China menggelar latihan perang besar-besaran di perairan dekat Taiwan.

"Kami berharap dapat membangun pemahaman bersama dengan China, melalui perdagangan dan kerja sama, bergerak untuk kepentingan bersama, perdamaian dan kemakmuran bersama," kata Lai dikutip dari Reuters, Minggu, (26/5/2024).

Lai mengatakan China seharusnya tidak perlu melakukan latihan militer yang dapat mengganggu stabilitas di kawasan selat Taiwan. Dia bilang China dan Taiwan memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan perdamaian di kawasan tersebut.

"Komunitas internasional tidak akan mendukung siapapun negara yang menciptakan gejolak di selat Taiwan dan berdampak pada stabilitas di kawasan ini," ujar dia.

Sebelumnya, militer China melakukan latihan perang di sekitar Taiwan dengan mengirim puluhan jet tempur yang membawa rudal serta pesawat pengebom aktif dan melakukan serangan tiruan pada Jumat (24/5/2024). Menurut laporan dari stasiun televisi pemerintah CCTV, serangan ini sebagai bagian dari latihan yang menurut Beijing dilakukan untuk memberi "pelajaran" pada presiden baru Taiwan, Lai Ching-te.

Pasukan jet tempur China membentuk beberapa formasi serangan di perairan timur Taiwan, melakukan serangan tiruan dan berkoordinasi dengan kapal angkatan laut.

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan latihan yang dijuluki "Joint Sword - 2024A", dilakukan demi menguji kemampuan untuk merebut kekuasaan, melancarkan serangan bersama dan menduduki wilayah-wilayah penting.

"Tindakan ini sepenuhnya masuk akal, sah, dan diperlukan untuk melawan arogansi 'kemerdekaan Taiwan' dan mencegah campur tangan dan intervensi kekuatan eksternal," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian, dikutip dari Reuters.

Latihan dilakukan selama dua hari di Selat Taiwan dan di sekitar gugusan pulau yang dikuasai Taiwan di dekat pantai China. Menurut seorang pejabat Taiwan, latihan tersebut juga mencakup pemboman tiruan terhadap kapal asing, dimulai hanya dalam waktu tiga hari setelah Lai menjabat sebagai presiden pada Senin. Taiwan mengutuk tindakan yang dilakukan Negeri Tirai Bambu itu.


(rsa/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Lai Ching-te Menang Pilpres Taiwan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular