Jokowi Rayu Elon Musk Bikin Baterai Lithium di RI, Ini Alasannya

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
21 May 2024 15:46
Presiden Joko Widodo bertemu dengan CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Senin, 20 Mei 2024. Presiden Jokowi dan Elon Musk antara lain membahas akselerasi transformasi digital di Indonesia hingga potensi pengembangan investasi di Indonesia. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden RI)
Foto: Presiden Joko Widodo bertemu dengan CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada Senin, 20 Mei 2024. Presiden Jokowi dan Elon Musk antara lain membahas akselerasi transformasi digital di Indonesia hingga potensi pengembangan investasi di Indonesia. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden RI)

Badung, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan hasil pertemuan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan CEO SpaceX sekaligus Tesla Inc, Elon Musk.

Ia menyebut Presiden Jokowi telah 'merayu' Elon Musk untuk berinvestasi di dalam pembangunan pabrik lithium baterai atau turunannya daripada lithium baterai.

"Presiden menawarkan, kalau dia mau investasi di lithium baterai atau turunan-turunan daripada lithium baterai, itu saya kira bagus sekali, sehingga tidak ada gap antara Indonesia dengan Amerika dalam konteks EV (Electric Vehicle)," kata Luhut kepada wartawan di sela-sela perhelatan World Water Forum ke-10, Bali, Selasa (21/5/2024).

Bukan tanpa sebab Jokowi menawarkan investasi tersebut, katanya, karena Amerika Serikat (AS) sendiri akan menaikkan 11 kali lipat jumlah mobil EV di tahun 2030. Oleh karenanya, AS sangat membutuhkan bantuan nikel milik Indonesia. "Nah tanpa bantuan nikelnya Indonesia itu tidak akan pernah bisa tercapai, dan kita ingin berkolaborasi," ujarnya.

Lebih lanjut, Luhut mengoreksi bahwa Indonesia sebetulnya tidak pernah proteksionis terhadap ekspor nikel. Ia menyebut hanya ada satu turunan nikel yang memang dilarang untuk diekspor, yakni stainless steel.

"Ada negara tetangga kita yang menyebut bahwa kita ini proteksionis. Itu tidak benar sama sekali. Nikel itu hanya satu turunan yang kita larang, tapi yang lainnya kita bebas mau diekspor silahkan saja. Karena kita harus menikmati, itu yang paling banyak nilai tambahnya buat bangsa Indonesia," terang dia.

Luhut mengingatkan agar Indonesia tidak boleh lemah dan terima saja jika dibully oleh negara lain. Ia menekankan jangan sampai kita diam saja apabila ada negara yang ingin Indonesia tetap menjadi negara yang terbelakang.

"Tidak! bangsa ini bangsa besar, kita jangan pernah mau di bully orang, kita katakan yang benar dan benar," pungkasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Elon Musk Dinner Bareng Prabowo, Bahas Potensi Kerja Sama

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular