Produksi Alat Berat Anjlok 23%, Biang Keroknya Harga Nikel & Batu Bara

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 21/05/2024 13:05 WIB
Foto: Pengunjung mengamati alat berat dalam pameran Indonesia Energy & Engineering (IEE) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (13/9/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi alat berat mengalami penurunan sebanyak 1.668 unit atau turun 23% year-on-year (yoy/ tahunan) pada kuartal I tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 2.176 unit. Hydraulic excavator menjadi yang terbanyak yakni sebanyak 1.427 unit, disusul dump truck 141 unit dan bulldozer 120 unit.

Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Giri Sakai mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi tersebut, salah satunya ialah menurunnya permintaan di komoditas.

"Secara umum penurunan realisasi produksi di kuartal pertama 2024 disebabkan oleh masih belum meningkatnya permintaan alat berat terutama di sektor pertambangan sebagai dampak masih lemahnya harga komoditas barang tambang seperti batubara dan nikel," kata Giri kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/5/2024).


Selain itu, sektor lain yang diharapkan bisa membantu mendongkrak penjualan juga nyatanya belum bisa membantu banyak. Akhirnya penjualan alat berat cenderung stagnan.

"Selain itu, pasar konstruksi yang diharapkan meningkat dengan adanya proyek-proyek pembangunan infrastruktur belum optimal menyerap alat berat produksi dalam negeri ditambah lagi adanya kegiatan pemilu di awal tahun yang mendorong pelaku usaha untuk 'wait and see' terhadap hasil dan kebijakan selanjutnya," kata Giri.

Jika mundur ke belakang, secara tahunan dari periode 2022 ke 2023 terjadi penurunan produksi sebesar 8,61%. Produksi alat berat sebanyak 8.066 unit pada 2023 atau turun dari tahun sebelumnya sebanyak 8.826 unit.

Mengacu Tradingeconomics, harga nikel saat ini tengah beranjak naik setelah sempat turun di bulan Maret 2024. Jika melihat ke April 2023, harga nikel memang cenderung melandai.

Sementara harga batu bara, terpantau anjlok di akhir Januari 2024, lalu menanjak ke bulan Maret 2024. Setelahnya, harga batu bara terpantau berfluktuasi tajam.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Okupansi Tinggi, Bisnis Alat Berat Masih Terganjal Cashflow