Ekonomi RI Untung Besar, Sri Mulyani Puji Jokowi Soal Hilirisasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menganggap program hilirisasi yang telah gencar dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah sukses memberikan keuntungan besar bagi perekonomian Indonesia,
Ia mengatakan upaya reformasi struktural ekonomi melalui strategi hilirisasi terutama Sumber Daya Alam (SDA) terbukti mampu memperkuat kinerja ekspor Indonesia beberapa tahun terakhir. Khususnya disumbang dari kinerja ekspor dari sisi hilirisasi nikel dan minyak mentah kelapa sawit atau CPO.
"Upaya percepatan reformasi struktural melalui strategi hilirisasi terutama Sumber Daya Alam juga membuahkan hasil yang nyata," kata dia dalam pidato pengantar Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) saat rapat paripurna DPR, Jakarta, Senin (20/5/2024).
Ia mengatakan, dari sisi nilai ekspor pada 2022 telah mencapai US$ 292 miliar, meningkat dari nilai ekspor pada 2014 lalu sebesar US$ 176 miliar. Realisasi nilai ekspor pada 2022 itu pun menurutnya merupakan rekor tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Pada 2022 lalu, surplus neraca perdagangannya juga ia katakan mampu mencatatkan rekor tertinggi sebesar US$ 54,5 miliar. Nilai itu mampu memutar balikkan kondisi defisit neraca perdagangan yang terjadi pada 2014 atau periode pertama Presiden Jokowi menjabat sebesar US$ 2,2 miliar.
Hilirisasi dianggap juga berhasil menciptakan sumber pertumbuhan baru di luar Pulau Jawa. Provinsi Sulawesi Tengah dan Maluku Utara ia contohkan mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi tinggi masing-masing 6,4% dan 6,9%, karena lebih tinggi di atas pertumbuhan nasional yang sebesar 5,05%. Pertumbuhan di dua daerah itu ia tegaskan ditopang hilirisasi nikel.
Oleh sebab itu, Sri Mulyani mengatakan, upaya akselerasi pertumbuhan ekonomi ke depan melalui program hilirisasi akan terus dilanjutkan dan diperluas oleh pemerintahan mendatang. Sebagaimana diketahui, presiden terpilih 2024-2029 pengganti pemerintahan Presiden Jokowi ialah Prabowo Subianto.
Menurutnya pengembangan hilirisasi SDA ke depan harus mencontoh program hilirisasi Jokowi. Salah satu komoditas yang menurutnya penting untuk terus dilanjutkan hilirisasinya ialah tembaga yang tidak boleh berhenti pada produk katoda.
Ia mengatakan, hilirisasi tembaga harus dikembangkan untuk pengembangan industri kabel yang memiliki nilai tambah jauh lebih besar dengan potensi rantai pasok global yang lebih luas. Demikian halnya upaya pengembangan industri electric vehicle dan baterai perlu konsisten dilanjutkan dengan adanya hilirisasi nikel.
"Program hilirisasi lanjutan dan perluasannya juga diharapkan dapat menyediakan lapangan kerja yang lebih besar dengan upah yang jauh lebih layak. Keberhasilan nikel dapat menjadi contoh bagi hilirisasi hasil mineral lain seperti tembaga," ungkap Sri Mulyani.
(haa/haa)