Anggota Kabinet Israel Kasih Ultimatum ke Netanyahu, Kenapa?

Thea Arbar, CNBC Indonesia
19 May 2024 15:45
Israel Ketar-ketir, Netanyahu Bakal Segera Ditangkap
Foto: Infografis/ Israel Ketar-ketir, Netanyahu Bakal Segera Ditangkap/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Benny Gantz, seorang anggota kabinet perang Israel berhaluan tengah, menyampaikan ultimatum kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia mengatakan akan meninggalkan pemerintahan jika pemerintah tidak segera mengembangkan rencana untuk masa depan perang di Gaza.

"Jika Anda memilih jalan orang-orang fanatik, menyeret negara ini ke dalam jurang kehancuran, kami akan terpaksa meninggalkan pemerintahan," kata Gantz dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada Sabtu (18/5/2024), seperti dikutip New York Times.

"Kami akan berpaling kepada rakyat dan membangun pemerintahan yang akan mendapatkan kepercayaan rakyat," tambahnya.

Meskipun kepergian Gantz tidak akan menggulingkan pemerintahan Netanyahu, tetapi langkah tersebut akan semakin membebani koalisi rapuh, yang telah memberikan dorongan legitimasi internasional kepada pemerintahan sayap kanan Netanyahu. Hal ini juga akan membuat Netanyahu bergantung pada mitra garis kerasnya.

Gantz, yang memimpin partai Persatuan Nasional, mengatakan dia akan memberikan waktu kepada Netanyahu hingga 8 Juni, atau sekitar tiga minggu dari pernyataannya, untuk mengembangkan rencana yang bertujuan untuk menjamin pembebasan sandera yang dibawa ke Gaza oleh Hamas.

Ia juga meminta Netanyahu membahas tata kelola masa depan wilayah tersebut, memulangkan warga Israel yang terlantar ke rumah mereka dan memajukan normalisasi dengan Arab Saudi, serta sejumlah isu lainnya.

Ultimatum Gantz menjadi tekanan terbaru yang dijatuhkan kepada Netanyahu untuk mengembangkan rencana pascaperang. Sebagai informasi, Netanyahu semakin mendapat tekanan - baik secara eksternal dari sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, maupun dari dalam Kabinet Perangnya sendiri - untuk memperjelas strategi untuk Gaza.

Beberapa hari sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pemerintah sedang merencanakan "jalan yang berbahaya" dan menuntut agar Netanyahu segera berjanji untuk tidak membentuk pemerintahan militer Israel di Gaza.

Menanggapi ultimatum Gantz, Netanyahu menuduh mantan kepala staf militer dan saingan politik lamanya menyerukan "kekalahan Israel" dengan membiarkan Hamas tetap berkuasa. Menurutnya, Gantz memilih untuk memberikan ultimatum kepadanya, bukan kepada Hamas.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Netanyahu Bersumpah Mau Kuasai Perbatasan Gaza di Mesir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular