
Menkeu Era Soeharto ke Kantor Bea Cukai, Marah Lihat Tingkah Pegawai

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebulan terakhir pembicaraan mengenai Bea Cukai menghangat. Banyak warga mengeluh diterapkan tarif tinggi tanpa alasan pasti saat membawa barang masuk dari luar negeri ke Indonesia.
Terbaru, keluhan datang artis Enzy Storia. Dia curhat soal nasib tas yang dibeli dari luar negeri. Melalui akun media sosial X, Enzy penasaran apakah barang tersebut sampai ke tangan pengirim.
"Penasaran tas yang ngga gue tebus karena mahalan harga pajak daripada harga tasnya udah dikirim balik belum ya ke pengirim," kata Enzy, dikutip Sabtu (18/5/2024).
Persoalan menyangkut bea cukai sebenarnya bukan hanya terjadi pada masa kini saja, tetapi juga sudah ada di masa lampau. Bahkan pernah Menteri Keuangan era Soeharto saat kunjungan kerja memergoki kelakuan pegawai bea cukai yang bikin kaget.
Kisah ini terjadi pada Mei 1971 dan menyangkut Menteri Keuangan Ali Wardhana.
Selama menjadi Menteri Keuangan, Ali memang sudah mendengar penyelewengan di tubuh Bea dan Cukai. Para pegawai bea cukai secara terang-terangan menyelundupkan barang dan bekerja santai, sekalipun mereka sudah digaji besar.
Atas dasar ini, Ali ingin serius membenahi instansi tersebut, salah satunya dengan mengunjungi kantor Bea Cukai di Tanjung Priok. Di sana memang terdengar rumor banyak tindakan tak terpuji. Dan benar saja saat datang secara mendadak, Ali langsung naik pitam.
Seperti diutarakan Majalah Media Keuangan edisi Ali Wardhana (2019), rupanya Ali memergoki para petugas yang bersantai-santai. Bukannya memberi pelayanan, mereka malah melakukan hal tidak produktif. Emosi Ali pun makin memuncak ketika mendengar kasus penyelundupan ratusan ribu baterai yang melibatkan mereka.
Bagi Ali, tindakan penyelewengan tersebut semestinya tak terjadi. Sebab, pegawai bea cukai sudah diberi tunjangan 9x gaji. Berbagai kebijakan untuk mengubah kebiasaan tersebut seperti mutasi dan hukuman telah dilakukan Ali Wardhana.
Namun, hasilnya nihil. Korupsi dan penyelewengan terus terjadi. Akibat permasalahan sudah menutupi bea cukai, Ali mengambil jalan terakhir: pembubaran. Pada 1983, ketika menjabat sebagai Menko Ekonomi, Ali mengusulkan ke Presiden Soeharto untuk menutup Bea dan Cukai.
Presiden setuju dan merealisasikan itu dua tahun kemudian. Peran Bea dan Cukai lantas digantikan oleh Société Générale de Surveillance (SGS) dari Swiss. Setelah diurus swasta, tak ada lagi penyelewengan terjadi.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kenang Cara Soeharto Bereskan Masalah di Bea Cukai: Bubarkan!