FOTO Internasional

Potret Anggota Dewan Adu Jotos, Tarik-tarikan sampai Panjat Meja-Kursi

Reuters, CNBC Indonesia
Jumat, 17/05/2024 22:00 WIB

Anggota parlemen Taiwan saling adu jotos dalam perselisihan sengit tentang reformasi, beberapa hari sebelum Lai Ching-te dilantik tanpa mayoritas legislatif.

1/5 Anggota parlemen Taiwan berdebat dan bertukar pukulan selama sesi parlemen di Taipei, Taiwan 17 Mei 2024. (REUTERS/Ann Wang)

Anggota parlemen Taiwan terlibat saling dorong, tekel, dan pukul pada Jumat (17/5/2024) dalam perselisihan sengit mengenai reformasi, beberapa hari sebelum presiden terpilih Lai Ching-te menjabat tanpa mayoritas legislatif. (REUTERS/Ann Wang)

2/5 Anggota parlemen Taiwan berdebat dan bertukar pukulan selama sesi parlemen di Taipei, Taiwan 17 Mei 2024. (REUTERS/Ann Wang)

Dalam suasana kacau, anggota parlemen menyerbu kursi pembicara, beberapa melompati meja dan menarik rekan-rekan mereka ke lantai. Meskipun ketenangan segera kembali, perkelahian kembali terjadi di sore hari. (REUTERS/Ann Wang)

3/5 Anggota parlemen Taiwan berdebat dan bertukar pukulan selama sesi parlemen di Taipei, Taiwan 17 Mei 2024. (REUTERS/Ann Wang)

Partai oposisi utama, Kuomintang (KMT), memiliki lebih banyak kursi dibandingkan Partai Progresif Demokratik (DPP), namun tidak cukup untuk membentuk mayoritas. Mereka bekerja sama dengan Partai Rakyat Taiwan (TPP) yang lebih kecil untuk mendorong usulan mereka sendiri. (REUTERS/Ann Wang)

4/5 Anggota parlemen Taiwan berdebat dan bertukar pukulan selama sesi parlemen di Taipei, Taiwan 17 Mei 2024. (REUTERS/Ann Wang)

Bahkan nampak salah seorang anggota parlemen nampak menggunakan helm perang saat kekacauan terjadi. Oposisi ingin memberi parlemen wewenang pengawasan lebih besar terhadap pemerintah, termasuk usulan kontroversial untuk mengkriminalisasi pejabat yang dianggap membuat pernyataan palsu di parlemen. (REUTERS/Ann Wang)

5/5 Anggota parlemen Taiwan berdebat dan bertukar pukulan selama sesi parlemen di Taipei, Taiwan 17 Mei 2024. (REUTERS/Ann Wang)

DPP menuduh KMT dan TPP mencoba memaksakan usulan tersebut secara tidak pantas tanpa melalui proses musyawarah adat, yang mereka sebut sebagai "penyalahgunaan kekuasaan yang tidak konstitusional". (REUTERS/Ann Wang)