
Nasib Rupiah Kembali ke Level Rp 15.200/US$ di Tangan The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Senior Ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra memperkirakan penguatan nilai tukar Garuda ke depannya, dipengaruhi oleh arah kebijakan Federeal Reserve (The Fed).
Aldian memperkirakan rupiah dapat kembali menguat ke level Rp 15.750 per dolar AS ke depannya dari kisaran Rp 16.000-an per dolar AS pada saat ini. Namun, ketika ditanya, apakah nasib rupiah bisa kembali hingga Rp 15.200, dia menilai hal tersebut bergantung pada kondisi global.
Dari data CNBC Indonesia, level terkuat rupiah terhadap dolar AS pada tahun ini, sebesar Rp 15.395 per dolar AS. Level ini dicapai di 1 Januari 2024.
"Pada dasarnya, apakah bisa kembali ke level Rp 15.200 per dolar AS, ini tergantung globalnya seperti apa. Hal yang paling penting adalah The Fed, karena Fed ini kan suku bunga acuan risk free rate," ujarnya dalam Media Roundtable Standard Chartered Bank, dikutip Jumat (17/5/2024).
Risk free rate ini artinya, investor kalau pegang US treasury itu minim risiko default atau gagal bayar. Dengan demikian, jika suku bunga The Fed masih tinggi, suku bunga lainnya akan mengikuti.
"Makanya kalau suku bunga the Fed-nya cut-nya lebih dikit, mungkin penguatannya (rupiah) gak bisa banyak, maka ini akan tergantung Fed," katanya.
"Ini akan menentukan arah dolarnya kemana," ungkapnya.
Adapun, Aldian memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pada semester II sebanyak dua kali setelah laju inflasi mulai melandai. Sementara itu, Bank Indonesia dipastikan akan mengikuti. Aldian memproyeksi penurunan suku bunga BI hanya sebanyak satu kali.
"BI diperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak 25 basis poin pada tahun ini," ujar Aldian, dikutip Jumat (17/5/2024).
Namun, saat ini, dia menuturkan BI masih akan menahan suku bunga acuannya. Menurut Aldian, BI saat ini memiliki lebih banyak instrumen untuk melakukan stabilisasi rupiah termasuk nilai tukar.
"BI punya open market operations, sekarang punya instrumen baru SRBI, saya rasa bisa menahan suku bunga untuk jangka pendek," jelas Aldian.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantan Direktur Bank Dunia Ramal Pelemahan Rupiah Bisa Terus Berlanjut