
Raksasa Migas Australia Kepincut Minyak 5 Miliar Barel di Wilayah RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan terdapat beberapa perusahaan migas yang tertarik untuk mengelola area Buton offshore.
Hal tersebut diungkapkan oleh Penasehat ahli Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf. Menurut Nanang perusahaan yang tertarik untuk mengelola area Buton tersebut salah satunya yakni Woodside Petroleum berasal dari Australia.
"Buton, sudah banyak yang tertarik. Salah satunya ada dari Woodside dari Australia, yang tertarik di situ," kata Nanang singkat di sela acara The 48th IPA Convention & Exhibition (IPA Convex 2024), Kamis (16/5/2024).
Semula, Nanang menjelaskan bahwa berdasarkan studi terintegrasi yang dilakukan oleh tim eksplorasi, terdapat lima area fokus migas yang tengah diincar potensinya. Beberapa diantaranya seperti Buton, Timor, Seram, Aru-Arafura, dan Warim.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong agar Pertamina segera mengembangkan potensi minyak yang berada di area Buton offshore. Sebab, area ini digadang-gadang memiliki potensi minyak sebesar 5 miliar barel.
Menurut Arifin, berdasarkan hasil survei seismik yang dilakukan oleh Pertamina di area Buton, diketahui bahwa area tersebut memiliki potensi minyak yang cukup besar untuk dikembangkan.
"Pertamina waktu awal 2019-2020 inget gak kita bikin geoseismik? Itu salah satunya, kita dorong Pertamina untuk segera mendevelop lapangan Buton, minyaknya minyak berat, tapi jumlahnya gede, potensinya 5 miliar barel, 20%nya aja udah 1 miliar. Nanti kita dorong supaya ini bisa dipercepat," kata Arifin di Kantor Ditjen Migas ESDM, Jumat (19/4/2024).
Arifin menyadari bahwa proses pencarian cadangan minyak mulai dari kegiatan minyak itu diproduksikan memerlukan waktu. Namun pemerintah akan memastikan supaya proyek yang berada di area Buton dapat segera berjalan.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Raih Penghargaan Best Investor Relations Energy Company