Perkuat Komitmen NZE, PHE Kerja Sama Carbon Capture dengan ExxonMobil
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina melaksanakan penandatanganan Pre-Liminary Agreement dengan ExxonMobil. Utamanya untuk mendukung dekarbonisasi lewat pener.
Perjanjian ini merupakan salah satu perjanjian turunan dari Head of Agreement (HoA) antara pihak ExxonMobil-Pertamina-PHE yang telah dilaksanakan pada 2022 lalu.
Penandatanganan dilakukan oleh Senior Vice President Business Development ExxonMobil Indonesia, Egon van der Hoeven, dengan Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Awang Lazuardi. Turut hadir untuk menyaksikan penandatanganan antara lain Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, President of ExxonMobil Low Carbon Solutions Asia Pacific, Irtiza Sayyed, dan President of ExxonMobil Indonesia, Carole Gall.
Awang Lazuardi menjelaskan, melalui penguatan kerja sama ini, PHE dan ExxonMobil akan mematangkan dan menyiapkan rancangan model komersial untuk pengembangan hub CCS/CCUS regional di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES). Lewat Asri Basin Project CCS Hub yang berada di Wilayah Kerja PHE OSES ini, perseroan turut membantu menyimpan CO2 domestik dan internasional.
"Sebagai bagian dari studi yang sedang dilakukan bersama, PHE dan ExxonMobil (esso Indonesia) akan melakukan pengeboran Appraisal dalam rangka pengambilan data yang nantinya data tersebut akan menjadi acuan untuk pengembangan CCS Hub Asri Basin," terang Awang dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (15/5/2024).
Pre-Liminary Agreement berisikan tentang kegiatan pendahuluan sebelum pengeboran Appraisal well dilakukan. Sebelumnya, studi bersama Pertamina dan ExxonMobil berhasil menemukan potensi penyimpanan karbon dioksida (CO2) dengan kapasitas hingga 3 giga ton di lapangan migas Pertamina dengan nilai investasi mencapai US$ 2 billion.
Kapasitas penyimpanan CO2 besar ini mampu untuk menyimpan secara permanen CO2 emisi seluruh Indonesia pada rata-rata saat ini, hingga 16 tahun ke depan.
Menurut dia, pengembangan CCS Hub Asri basin Bersama ExxonMobil merupakan potensi penyimpanan CO2 dan peluang bisnis baru dalam program dekarbonisasi di Asia Tenggara. Atas dasar itulah Pertamina dan ExxonMobil memperkuat kerja sama pengembangan CCS Hub Asri Basin dalam rangka upaya penurunan emisi karbon sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi, pembukaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan bagi negara.
"Teknologi CCS/CCUS merupakan tren baru dalam menghadapi transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission (NZE) global. Dengan semangat kebersamaan dalam menghadapi tantangan yang ada, implementasi CCS/CCUS di Indonesia diyakini akan dapat mendukung peningkatan produksi migas sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK)," tegas Awang.
Lebih lanjut, pengembangan teknologi CCS/ CCUS sejalan dengan komitmen Pertamina untuk menerapkan Environmental, Social, and Governance (ESG) di semua lini bisnis perusahaan, untuk mendorong keberlanjutan bisnis di masa depan.
Awang menegaskan, PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG. PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai member sejak Juni 2022.
"PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG. Mendukung aspek Governance, PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandard ISO 37001:2016," pungkasnya.
PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.
(bul/bul)